Tokoh MAA Ditangkap Mesum

SUBULUSSALAM (RA) – Kabar ‘miring’ sedang berhembus di Kota Subulussalam. Salah seorang tokoh penting di Majelis Adat Aceh (MAA) disebut-sebut melakukan mesum di lapangan Unaya, Desa Subulussalam, Kecamatan Simpang Kiri, Ahad malam, akhir bulan lalu.

Mencuatnya kabar tersebut setelah salah seorang pemilik akun facebook ‘beruang sumut’ memposting tulisan, ada oknum di majelis adat kedapatan mesum dengan seorang perempuan bukan muhrim.

“Teman teman fb tau gak berita paling panas saat ini. Tentang tertangkapnya tokoh adat Kota Subulussalam yang lagi asik endehoi…” tulis pemilik akun.

Pada postingan berikutnya, akun jejaring sosial itu menyebutkan inisial pelaku mesum KU. Pemilik akun juga menampilkan foto terduga pelanggar qanun syariat Islam itu.
Kini, kabar tersebut tak hanya beredar di dunia maya. Bahkan Wakil Walikota Subulussalam Salmaza, mengaku juga telah mengetahuinya. Pihaknya, berencana akan membentuk tim menyelidiki kebenaran itu. Jika terbukti, pelaku akan diberikan sanksi berat selain proses hukum sesuai qanun syariat.

“Akan kita selidiki kebenaran kabar tersebut. Kalau benar terbukti maka pemerintah akan mengambil langkah yaitu pemberhentian,” kata Salmaza, Selasa (6/9). “Jika terbukti bisa jadi nanti dicambuk!”

Wakil Ketua I MAA Kota Subulussalam, Safran Kombih juga mengaku sudah mendapat kabar tersebut. Safran mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan rapat untuk mengkaji tudingan tersebut. “Dalam waktu dekat akan kami panggil untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut,“ kata Safran.

Menanggapi hal itu, KU membantah keras atas tuduhan dirinya telah melakukan tindak asusila. Menurutnya, hal tersebut telah mencoreng nama baiknya. “Tidak benar itu, itu fitnah, masa saya melakukan hal seperti itu,“ tegasnya.
Ia juga membantah sempat ditangkap sekelompok pria, akibat melakukan mesum. KU menegaskan, dirinya tidak berada di lokasi seperti yang dituduhkan. “Tapi saya lupa saat itu sedang berada dimana,” sebutnya.

*Kronologis Penangkapan

Salah seorang warga, Nukman Angkat mengaku menangkap KU malam itu. Ia membenarkan yang ditangkap merupakan tokoh di MAA Kota Subulussalam.
Nukman menceritakan, pada malam itu sekitar pukul 22.00 WIB, ia bersama beberapa rekannya lagi duduk nongkrong disebuah cafe dekat lapangan Unaya. Saat itu, mereka melihat dua orang naik sepeda motor hendak masuk ke cafe tersebut.

Melihat banyak orang, keduanya langsung melaju dan singgah ke lapangan sambil duduk di tengah lapangan. Nukman bersama temannya langsung mengintip dan melihat kedua orang tersebut berpelukan sambil ciuman, “tak lama kemudian, mereka bergerak menuju gedung dekat lapangan dan mengira gedung tersebut tidak terkunci. Mengetahui gedung itu terkunci, keduanya duduk di lantai teras dan kembali melakukan aksi pelukan dan ciuman “ cerita Nukman pada Rakyat Aceh, Selasa (6/9).

Sadar aksi mesra diketahui orang lain, keduanya langsung pergi. Namun Nukman bersama rekannya langsung menangkap keduanya. “Setelah kami tangkap, keduanya kami lepas karena ada kawan meminta dilepas tapi kunci sepeda motor si perempuan saat ini masih kami pegang,“ kata Nukman.

Nukman mengaku ia dan rekannya, meminta agar pelaku dicopot dari jabatannya karena sudah mencoreng nama baik lembaga adat. Bahkan ia mengancam, “kalau tidak dicopot barang bukti akan kami publikasikan, “ kata Nukman. (lim/mai)