Abdullah Puteh Temui Nelayan Lampulo

BANDA ACEH (RA) – Calon Gubernur Aceh Abdullah Puteh bersilaturrahmi dengan puluhan nelayan di pelabuhan Lampulo, Selasa (1/11). Ia hadir bersama tim pemenangannya seperti Abu Yus, Tamtawi Ishak, Munir Aziz serta belasan pendukungnya.

Di Lampulo, mantan gubernur ini menyempatkan diri berdialog dengan para nelayan dari berbagai kabupaten/ kota yang kebetulan berlabuh. Selain itu, ia juga berbicang dengan para pedagang di tempat pelelangan ikan.

Pada Abdullah Puteh, para nelayan keluhkan kurangnya perhatian pemerintah. “Kami sangat senang dengan kedatangan Abdullah Puteh yang telah memberi motivasi serta semangat untuk aktivitas kami,” kata Tarmizi, nelayan di Lampulo.

Hanafiah, pedagang ikan menyampaikan selama ini harga ikan tidak pernah stabil. Bahkan saat hasil tangkapan berlimpah, pedagang terpaksa menjual ikan dengan harga murah, akibat tidak adanya penampung di Banda Aceh.

Menangapi keluhan para nelayan dan pedagang, Abdullah menyatakan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir sangat dibutuhkan.

Apalagi Aceh memiliki potensi maritim yang cukup besar, hingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Menurut Puteh, pemberdayaan dalam arti yang sebenarnya bukan hanya dititikberatkan pada aspek ekonomi global semata. “Karena selama ini para nelayan atau masyarakat yang mengantungkan hidupnya dari hasil laut masih minim perhatian. Tentunya untuk ke depan, harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah, sehingga sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik,” katanya.

Untuk itu, masyarakat pesisir perlu mendapat sebuah wadah, wadah yang dapat memberdayakan mereka. Salah satunya bisa lewat koperasi nelayan, karena selama ini nelayan hanya menjadi buruh yang hanya dapat memperoleh hasil melaut sekira Rp50 ribu/hari.

“Hal itu disebabkan karena minimnya fasilitas dan modal sendiri atau fasilitas yang digunakan bukan milik bersama, namun milik para tauke, padahal hasil tangkapan mereka bisa mencapai 15 hingga 30 ton setiap mereka melaut,” katanya.

Berbagai kegiatan dan proyek pemerintah yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat, kata dia, selama ini pada umumnya masih bersifat charity yang menguntungkan sesaat. Pemberian bantuan masih banyak yang berkaitan dengan aspek teknis dan atau ekonomi, belum banyak memperhatikan peningkatan kapasitas/SDM dan pengembangan modal sosial.

“Padahal inilah titik lemah sekaligus bagian sentral dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang perlu dikikis lagi ke depan,” kata Abdullah Puteh, calon Gubernur Aceh yang berpasangan dengan Sayed Mustafa Usab, pada Pilkada 2017 nanti.

Penguatan kelembagaan masyarakat, katanya, merupakan kegiatan pokok yang mutlak harus dilaksanakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Penguatan kelembagaan masyarakat yang saat ini dinilai paling tepat dan lengkap dari segi ekonomi, peningkatan kapasitas/SDM, pengembangan modal sosial dan sumberdaya alam adalah lewat koperasi.

Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat di Indonesia diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya.

Dengan memiliki koperasi, kelompok nelayan diharapkan dapat mendapingi mereka ke depanya. Karena dari koperasi permodalan dan pemasaran dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan tata kelola usaha yang baik dan berkelanjutan, serta memiliki daya saing tinggi, sehingga berdampak baik pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya dan jelas tertata. (mag-71/mai)