Ghazali Abas Adan:
Banda Aceh (RA) – Agar Pilkada di Aceh berlangsung sukses dan damai. Anggota DPD RI, Ghazali Abas Adan menyumbang tips sederhana, hindari 5 P yakni peuyeu (intimidasi), peureuleh (merusak) , peunget (tipu), peng (uang) dan poh meupoh (kerusuhan). Hal tersebut dikatakan Ghazali Abas saat sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Ruang Serbaguna Setda Aceh, Senin (14/11).
Peuyeu berarti menakut-nakuti. Ghazali Abas meminta agar masyarakat bisa memilih dengan hati nurani tanpa ada intimidasi. Sementara Peureulheh berarti merusak. Ghazali menyebutkan semua calon dan simpatisan untuk mengintruksikan pendukungnya tidak merusak alat peraga kampanye calon lain.
P selanjutnya, peunget yang artinya menipu. Ghazali Abas meminta calon gubernur/bupati/wali kota untuk tidak membuat janji-janji manis. Jangan ada manipulasi dan janji palsu. “Bek janji cet langet. Janji sampai meubusa dan wate but choh,” ujarnya. Artinya para calon berjanji hingga mulut berbusa tapi pada implementasinya tidak ada. Semua janji palsu yang tidak pernah ditepati.
Selanjutnya adalah P yang berarti peng atau uang. Ghazali meminta agar para calon dan pendukung calon tidak memainkan politik uang dalam pemilu nanti. P terakhir adalah poh-meuopoh atau pukul-memukul. “Jangan dalam mencari kekuasaan kita sampai harus membunuh dan menghalalkan segala cara,” ujar Ghazali Abas.
Jika Pilkada Aceh berlangsung sebagai “Pilkada halal,” maka provinsi Aceh bisa selalu damai sehingga para investor masuk ke Aceh.
Kepada masyarakat, Ghazali Abas berpesan untuk memilih pemimpin yang berkualitas sehingga Pemerintah Aceh dalam lima tahun ke depan dipimpin oleh pemimpin yang berkualitas. Ia juga meminta, agar para pejabat Aceh bisa memberantas pungutan liar dan membenahi birokrasi yang dinilai masih terbelit-belit.
“Sapu bersih pungli dan pajak nanggroe di Aceh. Jangan belum apa-apa sudah minta: saya 20 persen. Kapan Aceh akan maju,” ujar Ghazali Abas. (mai)