Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

ANTI KEKERASAN: Gerakan perempuan Aceh dan kelompok perempuan muda menggelar aksi kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan di Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (29/11). RACHMAD RAMADHANI/RAKYAT ACEH

BANDA ACEH (RA) – Seratusan pendemo yang menamai diri gerakan perempuan Aceh dan kelompok perempuan muda, kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan di Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (29/11).

Dalam aksi di bawah guyuran hujan kemarin, massa menuntut semua pihak akhiri kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Selain itu, meminta pemerintah agar melihat hak-hak perempuan yang wajib dipenuhi diantaranya hak dalam ketenagakerjaan, bidang kesehatan, pendidikan, perkawinan dan keluarga serta hak dalam kehidupan publik dan politik.

Saat menyampaikan aspirasinya, massa memegang spanduk bertuliskan ‘sepanjang tahun 2015 terjadi 259 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Aceh.’ Selain itu, membagikan selebaran dan roti pada pengguna jalan yang melintasi kawasan simpang lima.

Koordinator aksi, Riswati mengatakan aksi kampanye kemarin bertujuan untuk menurunkan maraknya kekerasan terhadap perempuan. Ia berharap jika ada perempuam yang mengalami tindak kekerasan, secepatnya mengadu dan melaporkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Aceh dan LSM Flower Aceh yang beralamat di Geuceu, Banda Aceh.

Riswati menyebut beberapa kampanye serupa juga sudah digelar dibeberapa kabupaten dan talkshow di radio serta televisi. “Aksi ini sudah kami gelar di Aceh Utara, Pidie untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dalam masyarakat,” ujarnya.

Hal senada dikatakan ketua kelompok perempuan muda, Dara Hilda yang berharap aksi kampanye kemarin dapat membuat masyarakat sadar akan permasalahan kekerasan terhadap perempuan. “Jika korban tersebut tidak mau melapor bisa dilapor oleh saudaranya karena tindakan kekerasan terhadap perempuan termasuk salah satu bentuk pelanggaran HAM,” tegasnya.

Aksi kampanye ini merupakan serangkaian kegiatan yang digelar beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Aceh sejak 25 November, merupakan hari internasional penghapusan kekerasan terhadap perempuan hingga 10 Desember, bertepatan peringatan Hari HAM Internasional. (mag-69/mai)