JAKARTA (RA) – Pihak Mabes Polri membenarkan terkait penangkapan 10 tokoh atas dugaan makar. Namun, Karo Penmas Mabes Polri Komisaris Besar Rikwanto, membantah jika penangkapan itu merupakan tindak lanjut pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait makar.
“Ini hasil penyelidikan daripada Polda Metro Jaya,” ungkap Rikwanto saat memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jumat (2/12).
Rikwanto juga membantah jika tudingan makar itu hasil penyelidikan terkait unggahan Sri Bintang Pamungkas di media sosial (medsos). Menurutnya, belum ada penyelidikan mendalam terkait unggahan tersebut.
“Kita belum ada kaitan hubungannya (dengan unggahan Sri Bintang). Karena itu beredar di medsos. Apakah (unggahan) itu yang dimaksud, atau sudah lama surat itu ada. Tanya yang upload di medsos,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, ada 10 tokoh yang ditangkap pihak kepolisian dengan tuduhan makar. Diantaranya, Rachmati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zen, dan Aditya Warman.
Penangkapan tersebut, kata Rikwanto diperkirakan sejak pukul 03.00-06.00 WIB. “Sepuluh orang ini adalah, inisial AD, kemudian E, AD lagi, KZ, FA, RA, RS, SB, JA dan RK,” pungkasnya.
Pemeriksaan Rachmawati Soekarnoputri dihentikan karena alasan kesehatan. Rachma menolak menjawab pertanyaan terkait tindakan makar yang dituduhkan kepada dirinya. Rachma ditangkap Jumat pagi sekitar jam 05.00 WIB di kediamannya dengan tuduhan melanggar pasal 107 jo. 110 jo. 87 KUHP.
“Kesehatan Mbak Rachma sempat diperiksa dua kali. Jam 10.00 WIB tensi Mbak Rachma sempat mencapai 230/110. Pemeriksaan kedua jam 15.00 WIB, tensinya sudah turun sedikit 180/80. Masih tidak normal, dan masih sulit untuk diperiksa,” ujar Jurubicara Rachma, Teguh Santosa.
Teguh juga mengatakan bahwa sejak ditangkap hingga saat ini Rachma baru makan bubur dan telur matasapi serta kecap.
“Mbak Rachma sempat disarankan dirawat di rumah sakit Brimob, tapi Mbak Rachka menolak. Beliau hanya mau ditangani tim dokter yang biasa menangani,” kata Teguh. (rmol/mai)