Bulan Bintang Berkibar

PERINGATI MILAD: Eks Kombatan Gam Wilayah Meurehom Daya mengibarkan Bendera Bulan Bintang Pada Pelaksanaan Milad Gam Ke-40 di Pegunungan Pante Cermin Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, Ahad (4/12). FOR RAKYAT ACEH

BANDA ACEH (RA) – Peringatan Milad Gerakan Merdeka (GAM) ke 40, berlangsung di sejumlah daerah dengan beragam kegiatan. Para mantan kombatan di Aceh Jaya, memilih melaksanakan upacara pengibaran bendera bulan bintang di kemukiman Pante Cermin, Kecamatan Jaya, Ahad (4/12).

Upacara itu diikuti puluhan kombatan wilayah Meurehom Daya.Teuku Dedi, peserta upacara menyatakan pihaknya sangat berharap pemerintah Aceh untuk menjalankan butir-butir MoU Helsinki. “Kita akan terus menjaga perdamaian yang telah disepakati pemerintah RI dan GAM,” sebutnya.

Ia menegaskan, saat ini tidak ada alasan bagi pemerintah Aceh dan pusat untuk melarang pengibaran bendera bulan intang. “Bendera ini telah disahkan. Maka saat ini tidak ada alasan lagi untuk melarang kami mengibarkan bendera bulan bintang,” kata Dedi.

Upacara bendera berlangsung hikmat dengan diiringi azan. Tampak peserta upacara memakai pakaian loreng dan mengenakan baret ragam warna.

Usai upacara, para peserta berdoa bersama untuk korban konflik dan kombatan yang meninggal. Menurut Dedi, Milad tahun ini juga dimeriahkan dengan pemberian santunan pada yatim korban konflik.Kegiatan itu berlangsung di lapangan bola kaki, Keude Krueng Sabee.
KPA Langsa Donor Darah

Sementara itu, mantan kombatan yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Langsa gelar doa bersama, tausiah, donor darah dan santunan untuk anak yatim. Kegiatan itu berlangsung di kantor KPA, Gampong Seuriget.

Ketua Panitia Pelaksana, Muhammad Isa, mengatakan peringatan Milad bagian penting untuk mengingat akan perjuangan rakyat Aceh, sekaligus mensyukuri nikmat perdamaian. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan kegiatan ini,” sebutnya.

Penasehat KPA Langsa, Tgk Usman Abdullah (Toke suum) menyatakan harapan Aceh semakin sejahtera. Untuk itu, ia meminta para mantan kombatan tetap kompak dan mengambil peran dalam pembangunan daerah. “Mari kita bangun kebersamaan yang sudah terjalin ini dengan baik. Apapun ceritanya damai dapat kita pertahankan,” ujar Toke suum.

Ia juga menyampaikan seruan agar mantan kombatan dan warga tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang ingin merusak perdamaian. “Jangan tanam kebencian dalam masyarakat, karena itu akan berpengaruh pada stabilitas politik dan keamanan di Aceh,” ujarnya lagi.

Hal senada juga disampaikan Burhansyah, Ketua DPRK Langsa saat membaca amanat Wali Nanggroe. Ia menyebutkan konflik Aceh sejak tahun 1976 dan berakhir tahun 2005. Konflik yang berlangsung lama itu, telah menyebabkan kerugian nyawa dan harta benda.

“Mari kita bersatu saling membangun Aceh. Dalam perkara membangun Aceh kita harus mengacu pada MoU Helsinki dan UPPA,” sebutnya. (mag-67/ris/mai)