Durian Jadi Favorit di Maulid Kuta Tinggi

Buah durian menjadi menu favorit maulid di Madjid Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Senin (12/12). ALMAN/RAKYAT ACEH

BLANGPDIE (RA) – Warga Kecamatan Kuta Tinggi, Blangpidie, Kabupaten Aceh Baratdaya, merayakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiulawal dengan meriah, di Masjid Jamik Kuta Tinggi, Senin (12/12).

Peringatan yang diawali dengan kenduri ini, menghidangkan berbagai macam panganan yang dibawa warga dari lima desa di Kemukiman Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie. Beragam panganan khas Aceh disajikan, termasuk buah.

Salah satu buah-buahan yang menjadi perhatian warga adalah buah durian yang dikemas menjadi hidangan maulid bersama hidangan lainnya yang diantar menggunakan becak mesin.

Warga Kemukiman Kuta Tinggi yang terdiri dari lima desa, yakni Desa Geulumpang Payong, Kuta Tinggi, Mata Ie, Babah Lhueng dan Desa Panton Raya, di setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu mengisi hidangan dalam bentuk miniatur yang dihiasi menyerupai kapal, mobil dan lainnya.

Dalam miniatur tersebut diisi berbagai menu hidangan, mulai dari buah-buahan yang digantung, hingga nasi kotak, nasi bungkus daun pisang hingga rantang yang berisi gulai siap saji. Sebelum diantar ke masjid, hidangan tersebut terlebih dahulu diarak mengelilingi kota Blangpidie diikuti warga sekitar.

Namun kali ini, warga memasukkan buah durian sebagai menu tambahan, seperti hidangan warga Desa Babah Lhueng. Saat ini di daerah tersebut memang sedang panen durian, malah harga satu buah durian sangat murah, hanya Rp5.000,-
Ketua panitia perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Mukim Kuta Tinggi, Tarmizi kepada Rakyat Aceh kemarin mengatakan, hidangan yang dibawa oleh warga kemudian dibagikan dan diantar langsung kepada pasantren dan desa yang diundang dalam kenduri maulid kali ini.

Ditambahkannya, kali ini ada menu yang menjadi perhatian warga, yakni buah durian. Keberadaan durian ini membuat tamu undangan menjadikan buah tersebut sebagai menu favorit untuk dibawa pulang.
“Selain makan bersama, tamu juga diberikan menu makanan dan hidangan untuk dibawa pulang,” terangnya.

Untuk maulid tahun ini panitia mengundang empat pasantren dan empat desa tetangga, diantaranya Pasantren Babul Huda, Babul Istiqamah, Hasanatul Hikam, dan Pasantren Madu. Sedangkan desa yang diundang yakni Desa Cot Jirak, Lhueng Tarok, Asoe Nanggro dan Desa Seunaloh.

“Santri kita undang pagi sementara warga sore hari,” jelasnya.
Selain hidangan yang dibawa oleh warga, panitia juga memotong dua ekor sapi untuk dimasak menjadi kuah beulangong hidangan khas warga Aceh dalam setiap acara pesta kenduri. Kuah Beulangong ini dimasak di komplek masjid.

Selain kenduri dan tausiah, merayakan maulid ini, panitia juga menggelar berbagai perlombaan. Diantaranya lomba pidato, azan, hafalan ayat-ayat pendek, cerdas cermat, dan MTQ tingkat anak-anak. “Perayaan maulid ditutup dengan ceramah agama yang digelar Senin (12/12) malam,” sebutnya. (ria/ara)