Setahun Tanggul Empat Kali Jebol Dandim Dandim 0111/Bireuen Sentil Dinas Teknis

TANGGUL JEBOL: Dandim 0111/Bireuen Letkol Arm Adekson dan Kepala Dinas Pertanian serta pejabat terkait, meninjau lokasi tanggul irigasi jebol disawah Cot Nga Peusangan, Senin (5/2). RAHMAT HIDAYAT/RAKYAT ACEH

BIREUEN (RA) – Jebolnya tanggul irigasi rusak di Desa Cot Nga Kecamatan Peusangan dan dilokasi lainnya di Bireuen, mendapat perhatian Dandim 0111/Bireuen, Letkol Arm Adekson.

Letkol Arm Adekson meminta Tim dinas teknis dari Dinas Pengairan Aceh turun kelapangan mengecek kondisi tanggul irigasi rusak di Desa Cot Nga Kecamatan Peusangan dan dilokasi lainnya di Bireuen, untuk diperbaiki.

“Hal itu perlu dilakukan mengantisipasi gagal tanam dan panen padi merugikan petani juga berimbas tidak tercapai target panen mendukung swasembada pangan ditetapkan pemerintah,” ujar Letkol Arm Adekson didampinggi Kepala Dinas Pertanian Ir Alie Basyah, M.Si ditanya Rakyat Aceh, saat meninjau ke lokasi anggota TNI Koramil, BP3K Peusangan, warga gotong-royong memperbaiki tanggul jebol secara darurat, Senin (6/2) pagi.

Sebenarnya, ujar Dandim, penanganan kerusakan tanggul di Cot Nga akibat luapan air itu ranah dinas pengairan. “Kami turun kesini karena berkaitan dengan tanamam padi, tanggul itu jebol karena tanah sudah labil,” ujarnya.
Untuk antisipasi awal tanggul irigasi jebol dua titik itu, ditangani darurat dan untuk penanganan lanjutan tanggul irigasi kondisinya rawan patah itu akan dikoordinasikan dengan dinas terkait.

“Kerusakan tanggul irigasi saling berkaitan dan sangat berpengaruh bagi tanaman padi. Tim dari dinas pengairan harus turun kelapangan jangan terima laporan saja,” tegas Dandim. Dikatakan juga apabila ada jaringan irigasi rusak bisa diketahui sejak awal dan dapat segera diperbaiki. Seperti kejadian jebolnya tanggul irigasi di Paya Abo Peusangan musim tanam lalu, proses tanam padi jadi terganggu.

“Ribuan hektare sawah di wilayah timur Bireuen tidak dapat suplai air sehingga terlambat tanam padi, pungkas Letkol Arm Adekson.
Kepala Dinas Pertanian Bireuen Ir Alie Basyah,M.Si mengatakan sawah di Cot Nga seluas 75 hektar apabila terjadi gagal panen otomatis petani mengalami kerugian besar. “Coba dikalikan saja, luas sawah 75 hektar dan rata-rata hasil panen 6 ton perhektar, dikali harga jual Rp5 ribu per-kilogram, bayangkan berapa besar rugi petani,” ungkapnya.

Keuchik Cot Nga Muslem M Amin (54) ditanyai Rakyat Aceh dilokasi mengatakan, dua titik tanggul irigasi dipinggir persawahan setempat jebol akibat luapan air, Sabtu (4/2) subuh. Untuk penanganan ditangani darurat dinas pengairan dikerjakan gotong-royong oleh masyarakat dibantu Danramil Peusangan dan anggota juga dari mantri tani dan BP3K Peusangan.

Keuchik juga mengatakan kondisi tanggul saluran irigasi dari Desa Cot Nga tembus ke Cot Keuranji panjang sekitar 800 meter kondisinya sudah kritis dan rawan jebol. Untuk itu diharap agar dibangun saluran yang permanen karena dalam satu tahun sampai empat kali jebol. “Tanggul jebol karena luapan air pintu irigasi tersumbat sampah hanyut,” jelasnya

Danramil Peusangan Kapten Arh Ronald Samosir, Camat Amiruddin dan Kepala BP3K Hafni,Sp serta mantri tani Dedi Suryadi,Sp mengatakan akibat patah tanggul air meluap ke sawah mengenangi kurang dari 10 hektare sawah dan tidak sampai merusak tanaman padi baru satu sampai dua minggu ditanam. Memperbaiki tanggul jebol ditangani darurat dengan bergotong-royong membantu masyarakat. (rah/min)