BANDA ACEH (RA) – Komisioner Komnas HAM, Otto Syamsuddin Ishak, mengatakan, para penyelenggaraan Pilkada serentak di Aceh, sudah baik karena telah memberikan hak pada setiap warga negara.
“Secara umum semakin baik. Penyelenggara telah memberikan hak dan pelayanan untuk para difabel. Mereka sudah mendapatkan hak dan pelayanan. Ini berbeda dengan Pileg dan Pilpres yang lalu,” kata Otto, Kamis (16/2).
Ia mengatakan, pemilihan kepada daerah yang berlangsung beberapa tahun yang lalu tidak cermat memperhatikan keberadaan para difabel atau disabilitas. Sehingga terlihat ada terkesan mengabaikan hak mereka sebagai warga negara yang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan negara.
“Ke depan harus terus dijaga dan ditingkatkan. Dan mereka harus diorganisir,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, beberapa kali pihaknya mendapatkan jawaban yang tidak baik ketika menanyakan ke penyelenggara Pilkada terkait hak warga negara untuk memberikan haknya, seperti orang gila atau sakit jiwa. Beragam jawaban ia terima dan dapatkan yang masuk kendala kategori tidak etis.
“Jawabannya tidak memiliki hak, karena gila. Padahal mereka sudah memiliki kategori atau sudah ada yang dinyatakan sehat atau sembuh. saya berharap ini tidak lagi terjadi,” cetusnya.
Otto menjelaskan, meskipun ada hal-hal positif yang terus tercipta di Aceh untuk memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh masyarakat dalam penyelenggaraan Pilkada, tapi masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
Ia mencontohkan, ada kesan buruk mengenai komunikasi yang terjadi antara Komisi Independen Pemilih (KIP) Aceh dan Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh dan titik krusial lainnya.
Selain itu, ia menyebutkan pelaksanaan Pilkada serentak yang berlangsung di 23 kabupaten/kota di Aceh, yang perlu mendapat perhatian khusus dan esktra ialah daerah pendalaman dan terpencil. Ini dilakukan untuk menjamin hak setiap orang terjaga dan terjamin. Bahkan pihaknya mendapati ada aparat yang tidak profesioanl dan netral ketika menjalankan tugasnya.
“Daerah pedalaman harus diperhatikan. Karena ada aparat yang tidak netral,” ungkapnya.(mag-68/mai)