
Redelong (RA) – Paska mogoknya perawat dan dokter spesialis RSU Muyang Kute Bener Meriah, terlihat masih sepi pasien. Hingga pukul 11.30 WIB kemarin, pasien rawat inap masih 12 orang.
“Pelayanan di rumah sakit sudah berjalan seperti biasa dan obat-obatan sudah tersedia, namun memang saat ini pasien masih sepi dibandingkan hari biasanya. Khusus di ruangan penyakit dalam, biasa setiap harinya dirawat 25 orang lebih, saat ini hanya beberapa orang,” kata Kepala Tata Usaha (KTU) RSU Muyang Kute, Hasimi, Ahad (5/3).
Ia menjelaskan, segala kekurangan yang terjadi sudah mulai dibenahi termasuk obatan-obatan. Sementara gaji para honorer yang belum dibayarkan juga akan segera dibayarkan pemerintah daerah.
Hasimi menilai layanan rumah sakit sudah cukup baik, hanya saja dalam bekerja tenaga medis sering mendapat tekanan dari pimpinan sebelumnya. Walhasil, seluruhnya melakukan perlawanan dengan mogok kerja.
Anwar (45), keluarga pasien asal Desa Tingkem Bersatu, Kecamatan Bukit menyatakan rumah sakit mulai melayani pasien sejak Jumat sore. Anaknya, merupakan pasien pertama paska mogok kerja para tenaga medis.
“Kami juga heran tidak seperti biasanya ramai orang-orang. Malam itu cuma ada kami dan perawat, namun hari ini sudah mulai ada khusus untuk ruang kebidanan saja sudah ada enam orang yang dirawat dan dokternya pun barusan sudah datang dan memeriksa pasien,” ucapnya.
Anwar berharap, kedepannya, tidak ada pegawai kesehatan yang mogok. Sebab menurutnya, keluarga pasien membutuhkan pelayanan dari pegawai kesehatan. Ia juga menyebutkan keluarga pasien merupakan orang yang sensitif, ketika tidak ada perawat di RSU pasti mengamuk.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD Muyang Kute Abdul Muis, mengatakan pelayanan rumah sakit sudah normal kembali.
”Terkait obat-obatan juga tidak ada lagi masalah, begitu juga dengan gaji para staf pemerintah daerah sudah transfer ke rekening RSUD Muyang Kute. Senin Insya Allah sudah bisa dibayarkan dari bulan Oktober sampai Desember 2016. Untuk bulan Januari 2017 hingga sekarang sudah dalam proses pengajuan,” ujar Abdul Muis. (mag-70/mai)