Gubernur: Ini Keinginan Aceh Sejak Lama
BANDA ACEH (RA) – Presiden RI, Joko Widodo direncanakan akan hadir ke Banda Aceh untuk membuka Pekan Nasional Kelompok Tani Nelayan Andalan (Penas-KTNA) ke-15 pada 6 hingga 11 Mei 2017.
Sebagai tuan rumah, Pemerintah Aceh terus melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan acara berskala nasional yang penutupannya akan dilakukan Wapres Jusuf Kalla tersebut.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah sebagai Kepala Pemerintahan Aceh, terus mengadakan pertemuan dan rapat bersama seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) untuk membahas berbagai persiapan Penas KTNA yang akan dipusatkan di komplek Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh.
“Rapat yang kita lakukan memastikan seluruh kebutuhan panitia untuk kegiatan Penas KTNA benar-benar teratasi dengan baik. Kita telah mempersiapkan ini secara matang, agar seluruh rangkaian acara berjalan dengan sempurna,” kata Zaini Abdullah yang akrap disapa Abu Doto, Kamis (9/3).
Even besar ini diperkirakan akan dihadiri lebih dari 50 ribu peserta mewakili 34 provinsi dan 500 kabupaten/kota se-Indonesia, juga dari mancanegara. Berbagai persiapan terus dipantau Pemerintah Aceh, terutama kesiapan panitia penyelenggara dan panitia pelaksana, baik dari pusat maupun daerah.
Menurut Abu Doto, seluruh persiapan harus benar-benar dibahas secara intensif bersama-sama, agar Aceh sukses sebagai tuan rumah dan menjadi yang terbaik dalam penyelenggaraan acara paling bergengsi ini.
“Saya sudah mengecek dan melihat secara langsung semua kesiapan di lokasi. Alhamdulilah hampir rampung semua, baik itu panggung utama di dalam stadion, juga lahan untuk gelar teknologi di pelataran stadion. Dalam waktu dekat semua sudah selesai,” kata Abu Doto.
Rabu dua hari lalu, Abu Doto bersama sejumlah kepala SKPA meninjau lokasi tempat diselenggarakannya Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan ke-15, di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh.
Keinginan Aceh
Dalam kesempatan kunjungan kemarin, Abu Doto mengingatkan panitia lokal dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini untuk bekerja maksimal, agar pada pelaksanaan nanti tidak ada kendala di lapangan. Sehingga acara berlangsung dan berjalan sesuai rencana.
Menurut Abu Doto, menjadi tuan rumah pelaksanaan PENAS-KTNA merupakan keinginan Aceh sejak lama, karena kegiatan tersebut besar manfaatnya bagi perekonomian Aceh, terutama dalam mendorong kemajuan sektor pertanian dan perikanan di Aceh. “Maka untuk itu mari kita sukseskan acara ini.”
Menurut Abu, sektor pertanian dan perikanan merupakan dua elemen penting dalam menggenjot perekonomian daerah, karena sebagian besar masyarakat Aceh menggantungkan hidupnya dari sektor tersebut. Selain itu, sektor perikanan dan pertanian Aceh sangat menentukan laju perekonomian, dan sebagai penyumbang terbesar bagi keberlangsungan pembangunan, khususnya di Aceh.
Komitmen
Ketua Pelaksana Lokal Penas KTNA Aceh, Drs. Dermawan MM yang juga Sekretaris Daerah Aceh mengatakan,untuk kelancaran kegiatan ini, pihaknya telah beberapa kali menggelar Rapat Koordinasi dengan Panitia Pusat Penas KTNA XV 2017 Aceh. Terakhir, Rabu dua hari lalu di Aula Serbaguna Setda Aceh.
“Pemerintah Aceh berkomitmen sepenuhnya untuk menyukseskan gelaran Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan. Saya yakin bahwa kita semua di sini satu prinsip, Penas harus sukses,” kata Dermawan.
Sekda menjelaskan, pihaknya sudah membuat komitmen dengan unit-unit hotel di Aceh dan juga penduduk di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, sebagai pihak penyedia penginapan bagi 35 ribu tamu yang bakal hadir ke Aceh untuk meramaikan acara ini.
Untuk itu Sekda berharap ketua kontingen dari semua provinsi di Indonesia bisa segera melaporkan jumlah peserta, sehingga pendataan untuk penyambutan tamu bisa segera difinalkan.
“Target kami akan ada 50 ribu orang yang akan hadir ke Aceh. Masyarakat Aceh siap menampung tamu yang akan tiba di sini,” ujar Sekda.
Dalam gelaran Penas KTNA nanti, para pejabat daerah dari seluruh provinsi di Indonesia bakal hadir ke Aceh. Sekda Dermawan mengajak agar para pejabat daerah tersebut nantinya bisa menikmati keramah-tamahan Aceh.
Jika bisa memilih, kata Sekda, para pejabat itu nantinya bisa menginap di rumah warga, tanpa harus bermalam di penginapan atau hotel. “Ada nilai lain yang bisa kita petik saat kita bersama warga. Kalau (menginap) di hotel para pejabat pastinya sudah sering,” kata dia.
Pemerintah bersama seluruh masyarakat Aceh, lanjut Sekda, akan berusaha seoptimal mungkin untuk menyambut dan memuliakan tamu selama di Aceh. Penas yang akan digelar lima hari itu akan membuktikan bahwa Aceh adalah daerah damai dan salah satu destinasi yang ramah dalam menjamu para tamu.
Panduan Penas
Sementara itu Ketua Umum KTNA Pusat, Winarno Tohir dalam Rapat Koordinasi yang dihadiri sekitar 500 personil kepanitiaan, terdiri dari Ketua KTNA dan pendamping dari seluruh Indonesia, Ketua KTNA provinsi dan kota se-Aceh, yang membahas kesiapan pelaksanaan even nasional itu.
“Rakor ini sekaligus menyusun panduan Penas. Lewat panduan itu nantinya seluruh ketua di tingkat kabupaten/kota dapat memandu anggotanya selama Penas berlangsung di Aceh. Saya berharap Penas Aceh bisa berlangsung semarak dan lancar,” ujar Winarno Tohir.
Sementara menurut Momon Rusmono, Sekretaris Badan PPSSMP, Plh. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian meminta agar panitia di tingkat pusat dan provinsi bisa melakukan koordinasi yang lebih intens.
“Acara ini hanya tinggal 50 hari lagi. Karena itu, semua seksi di tingkat provinsi dan pusat harus terus berkoordinasi, sehingga semua kendala dapat segera diantisipasi. Saya juga meminta agar panitia lokal di Aceh membuat media center sebagai pusat informasi. Dengan demikian, segala bentuk informasi dapat diterima dengan cepat oleh semua panitia dan ketua kontingen,” kata Momon.
Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Frans Delian dalam kesempatan Rakor kemarin menyampaikan, untuk menunjang kesuksesan kegiatan, semua peserta akan ditempatkan berdekatan dengan lokasi acara. Bila pemondokan jauh dengan lokasi, katanya, apalagi lokasi acaranya terpencar, tentu transportasi harus diatur sebaik mungkin guna memudahkan peserta mencapai lokasi.
“Begitu juga halnya soal sekretariat peserta Penas. Untuk seluruh peserta, harus jelas tempatnya. Tujuannya untuk memudahkan koordinasi dengan Panitia Pusat dan Daerah. Panitia juga sudah menyiapkan lahan masyarakat seluas 10 hektare di lokasi untuk pameran alat teknologi pertanian, perikanan, peternakan, dan lainnya,” kata Frans.
Maksimal
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh, Drs, Asnawi, M.Pd mengaku, pihaknya telah bekerja maksimal, khususnya untuk menjadikan Stadion Harapan Bangsa, sebagai pusat kegiatan PENAS-KTNA yang aman, nyaman dan sesuai kebutuhan acara. Menurut Asnawi, pihaknya juga telah menyiapkan fasilitas mendasar, seperti penyedian air, karena air suatu kebutuhan yang sangat urgen saat acara berlangsung.
Saat ini, kata Asnawi, pihaknya bersama panitia yang lain tengah membangun komunikasi dengan PDAM dan Cipta Karya terkait stok air, agar tidak terhambat. “Terkait dengan pemipaan, saluran air dan stok air, baik saat acara berlangsung hingga selesai, khususnya untuk kebutuhan peserta dan masyarakat yang hadir, akan tersuplai dengan baik,” jelas Asnawi.
Di sisi lain, Asnawi menjelaskan, pihaknya juga telah menyiapkan sekitar 20 unit MCK di dalam lokasi pusat acara. “Saat ini dalam tahap finishing.”
Asnawi berharap, fasilitas yang disediakan itu sudah memadai, karena di sejumlah tempat panitia induk juga dapat menyediakan toilet portable di beberapa titik dalam lokasi. Tujuannya untuk antisipasi lonjakan masyarakat.
“Jadi kepada masyarakat dan peserta, terkait dengan fasilitas MCK tidak perlu khawatir lagi, karena kami sudah menyediakannya semaksimal mungkin. Selain itu, kami juga telah menyediakan Genset dengan kapasitas 600 KVA, untuk mengantisipasi pemadaman listrik. Ini hanya untuk jaga-jaga saja,” kata Asnawi.
Kepala Dinas Pemudan dan Olahraga Aceh ini berharap, pelaksanaan PENAS-KTNA Aceh 2017 ini harus lebih bagus dari even-even yang pernah diselenggarakan di Aceh, bahkan di daerah lain di Indonesia. “Maka, agar lebih sukses, semua pihak harus serius dan bahu-membahu. Apalagi kegiatan ini akan memberi dampak positif terhadap daerah dan masyarakat Aceh,” katanya. (adv)