Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

DAERAH · 15 Mar 2017 14:47 WIB ·

Harga Kebutuhan Pokok Anjlok


 HARGA MENURUN: Rani, salah satu pedagang sembako di pasar Tradisional Ulee Kareng melayani pembeli kelapa, Banda Aceh, Rabu (15/3). Meningkatnya harga kelapa dari Rp.6000 naik menjadi Rp.4000 disebabkan oleh banyaknya persediaan.
MILA ANWAR/RAKYAT ACEH Perbesar

HARGA MENURUN: Rani, salah satu pedagang sembako di pasar Tradisional Ulee Kareng melayani pembeli kelapa, Banda Aceh, Rabu (15/3). Meningkatnya harga kelapa dari Rp.6000 naik menjadi Rp.4000 disebabkan oleh banyaknya persediaan. MILA ANWAR/RAKYAT ACEH

BANDA ACEH (RA) – Harga kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional mulai menunjukkan penurunan di pertengahan bulan maret 2017. Seperti di pasar tradisional Ulee Kareng dan pasar tradisional Peunayong, Banda Aceh.

Penurunan harga kebutuhan pokok ini terjadi pada harga tomat, cabai merah, cabai rawit.. Sementara harga kebutuhan pokok lain seperti harga telur, harga bawang, harga kelapa dan harga sirup patung menembus meningkat.

Rani (35), salah seorang pedagang sembako di pasar tradisional Ulee Kareng kepada Rakyat Aceh Rabu (15/3) mengatakan, harga sembako memang menurun pada pertengahan bulan maret ini. Disampaikannya, harga tomat biasanya dijual Rp 9.000 per kilo, sekarang dijual Rp6.000 per kilo, cabai rawit dulunya Rp 60.000 sekarang dijual Rp 45.000. Sementara cabai merah dia harus melepasnya Rp15.000 per kilo dari sebelumnya Rp30.000 per kilo.

Sementara harga beras saat ini menembus harga Rp 165.000 per karung, sebelumnya dijual Rp.150.000 perkarung dan harga bawang aceh Rp 33.000 per kilo. “Saat ini barang-barang sembako di kedai kami tidak semua turun harga. Yang terlihat turunnya itu harga tomat, cabai merah, cabai rawit dan sayur-sayuran lainnya.,” ungkap Rani.

Namun harga kelapa saat ini mulai naik. sebelumnya satu kelapa sudah diperas bisa dijual dengan harga Rp4000, saat ini dijual Rp 6.000 per kelapa. “Kelapa stok barangnya sedikit, saya ambil dari Muelaboh, dengan modal Rp.4000 satu kelapa. Jadi saya harus meningkatkan harganya Rp 6.000 itu sudah diperas” jelas Rani.

Selain kebutuhan pokok, harga sayur-sayuran juga mengalami penurunan. Seperti kentang, wortel dan sayur campur sudah dikemas, juga turun drastis. kentang saat ini dijual Rp 8.000 perkilo, wortel bisa diperkirakan sama dengan harga kentang seharga Rp.8000, beda halnya dengan sayur campur dijual sesuai dengan permintaan pembeli.

Menurut Wakmah (50) seorang pedagang sayur di pasar tradisional tersebut juga menyatakan, harga sayur sekarang sudah mulai menurun, “Sekarang sayur sudah murah, tidak mahal lagi seperti biasa. Wakmah tidak berani menawarkan harga mahal-mahal, takut pelanggan pindah kepedagang lain. Sekarang sayur campur juga bisa minta harga berapa aja, bisa Rp 4.000 hingga Rp5.000, yang penting cukup untuk makan sehari,” ujarnya tersenyum.

Pedagang setempat juga takut jika kenaikan harga secara terus menerus, karena akan berdampak pada pendapatan dan sepinya pasar. Jika pasar sepi, pasti akan berpengaruh besar pada pendapatan mereka sehari-hari.

“Saya berharap harga kebutuhan pokok di pasar ini tetap normal, karena kalau harga naik pasar pasti sepi, itu akan berpengaruh pada pendapatan kami sebagai penjual.” kata Imran (40) pedagang lainnya.

Tapi turunya harga bahan pokok ini menjadi sedikit hal menggembirakan bagi kaum ibu. Seperti disampaikan Yusnita (43), seorang ibu rumah tangga, warga Banda Aceh.
“Sekarang harga bawang, tomat dan cabai lagi turun, jadi saya beli banyak-banyak untuk stok besok. Karena kita tidak tahu kapan harganya naik lagi. Lagian cabai, bawang dan tomat kan tahan lama bias disimpan di lemari es. Tapi saya berharap harga sembako jangan naik mahal-mahal kali, karena ekonomi masyarakat sekarang lagi menipis,’ pungkas Yusnita. (mag-76-min)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Berbagi Kebahagiaan Ramadan, PT Solusi Bangun Andalas Santuni Anak Yatim

28 March 2024 - 19:44 WIB

BSI Regional Aceh Dorong Penguatan Transaksi Digital Masjid

28 March 2024 - 19:36 WIB

Epson Indonesia Sajikan Bukber Spektakuler, Sinergi Bersama Media dan Hikmah Ramadan

28 March 2024 - 13:45 WIB

Tips Berkendara Aman Saat Bulan Puasa

28 March 2024 - 13:15 WIB

Ramadan Penuh Makna, The Reiz Suites, Artotel Curated Medan Bagikan Sembako Ke Beberapa Rumah Tahfidz Dan Panti Asuhan

28 March 2024 - 11:38 WIB

Dampak Cuaca Ekstrem, Petani di Aceh Tamiang Siram Tanaman 2-3 Kali Sehari

28 March 2024 - 06:23 WIB

Trending di DAERAH