
Harianrakyataceh.com – Perusahaan Green Energy Geothermal (GEG) yang berkantor pusat di London, Inggris melakukan pertemuan sekaligus menjejaki kerjasama dengan Pemerintah Aceh. President Direktur GEG bertemu langsung dengan Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah. Pertemuan dilakukan hari ini di Pendopo Gubernur Aceh.
Hasilnya, selama setahun ini menghasilkan lanjutan rekomendasi pada rapat 17 Januari 2017 lalu. Yakni, membuat konsorsium untuk kerjasama mengelola Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) panas bumi di gunung geuredong dan juga kerja sama antara Perusahaan Daerah Pemerintah Aceh (PDPA) dan GEE untuk membangun energi panas bumi di Aceh.
Diperkirakan, GEG sebagaimana di Kenya dan Islandia, komit menggunakan 100 persen tenaga lokal.
Dalam pertemuan, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah menyebut ini tanggung jawab besar PDPA. “Ini ada potensi untuk menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
Gubernur langsung menyarankan untuk kerja sama dengan PDPA
Pertemuan sekaligus persentasi tentang investasi energi panas bumi dan teknologi yang dimiliki GEG. “Kerjasama ini sudah lama dijejaki, setahun lalu sudah dilakukan, berhubung adanya pilkada Aceh, jadi sempat tertunda dan baru hari ini pertemuan GEG dengan gubernur Aceh, Zaini Abdullah bisa direalisasi,” kata Iskandarsyah Bakri, Principal Advisor GEG dalam siaran persnya pada Rakyat Aceh, Selasa (14/3).
GEG, lanjut Iskandarsyah, sekarang lagi menggarap energi panas bumi di Kenya dan Islandia. Untuk di Indonesia, khususnya di Aceh, GEG tengah melakukan site visit pengeboran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLPT) atau pembangkit tenaga Geothermal di Jaboi, Sabang oleh PT. SGE. Pembangunan PLTP Jaboi, Sabang, yang dikerjakan oleh PT Sabang Geothermal Energi (SGE) sudah mendapat izin Kementerian ESDM dan sudah mulai jalan.
Lebih lanjut, Iskandarsyah menjelaskan, tujuan kerjasama ini untuk membangun dan mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi melalui investasi langsung dan pengiriman unit lengkap siap operasi untuk klien. Ini menguntungkan semua pihak karena pengembalian investasi yang cepat.
“Yang paling penting kerjasama ini bisa terealisasi, dan nantinya energi yang di hasilkan dari panas bumi bisa digunakan oleh PLN untuk mengatasi permasalahan listrik di Aceh yang mana PLN selanjutnya yang menyuplai kepada pelanggan,” ujarnya.
Sementara itu, Muksin direktur PDPA mengatakan, sangat mendukung proses ini, dimana PDPA dapat memperoleh keuntungan dan juga salah satu alasan untuk menyelesaikan krisis listrik di Aceh, terutama wilayah tengah.
CEO Green Energy Geotermal, Terje Laugerud kepada media mengatakan, pihaknya sanggup menginvestasi energi panas bumi di gunung geuredong, antara Aceh Utara, Bener Meriah dan Aceh Tengah. GEG ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan. (rad/rif)