Banda Aceh (RA) – Peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Aceh Meningkat. Hal itu disampaikan Ketua Ujian Nasional (UN) Aceh, Zulkifli di Kantor Dinas Pendidikan Aceh, Rabu (16/3). “UNBK tahun ini memang diharapkan pusat lebih banyak dari pada UNBP. Alhamdulillah pesertanya sudah meningkat dari tahun sebelumnya,” sebutnya.
Ia memastikan walau tak ikut UNBK, sekolah tetap bisa mengikuti ujian paper. Jumlah peserta SMA yang mengikuti UN 2017 berjumlah 477 sekolah. Dengan jumlah siswa 41,869 siswa. SMA yang mengikuti UNBK sebanyak 290 sedangkan UNBP 187 sekolah.
Sementara sekretarisnya, Zulkarnaini merinci peserta SMK, jumlah sekolah yang mengikuti UN berjumlah 187 sekolah seluruh Aceh dengan total 13,236 siswa. Data terkait yang mengikuti UNBK; 133 dan UNBP; 54.
Sedangkan Untuk Madrasah Aliah (MA) jumlah sekolah yang mengikuti UN 228 dengan total siswa 13,918 siswa. Jumlah sekolah yang mendaftar sebagai peserta UNBK;107 sekolah dan UNBP; 121 sekolah.
Daftar peserta Ujian Nasional tingkat SMA/MA sederajat di atas, memperlihatkan persentase lebih dari 50 persen.
“Harapan kita, tahun 2018 semua sekolah di Aceh bisa ikut UNBK seratus persen,” harap Zulkarnaini.
Meskipun jumlah sekolah yang sudah mengikuti UNBK meningkat, namun bagi sekolah yang belum bisa ikut
serta dalam UNBK tahun ini tidak merasa kecil hati.
Infrastruktur Belum Cukup
Salah satu sekolah yang ikuti UNBP, MAN 3 Banda Aceh. Ridwan Ali, Kepala Sekolah tersebut menyebutkan tahun ini UNBK belum diwajibkan. “Berdasarkan SOP, tahun ini memang belum diwajibkan. Keikutsertaan dalam UNBK berdasarkan fasilitas yang ada di sekolah,” kata Ridwan Ali.
Selain itu, jumlah infrastruktur masih belum mencukupi. Namun tahun depan, mereka sudah siap ikut UNBK karena suplai dana sudah ada. Minimal sebut Ridwan, mereka dapat 24 komputer untuk memenuhi kebutuhan lebih 121 siswa. “Saya melihat sekilas UNBK ini seperti ajang gengsi-gensian, padahal UNBK itu untuk pemetaan saja,” jelas Ridwan.
Hal itu disampaikan Ridwan sebab jika tidak ikut UNBK seperti ada malu tersendiri untuk sekolah, padahal ia melihat bahwa ujian terpenting itu tetaplah UAS dan USBN.
“Memang UNBK tingkat integritasnya tinggi, tapi untuk apa, toh yang dipakai sebagai standar kelulusan tetap saja nilai UAS dan USBN,” jelas Ridwan.
Terkait banyaknya jumlah ujian yang harus dihadapi siswa (UAS,USBN dan UN) ia merasa itu harus jadi evaluasi untuk pihak yang mengambil kebijakan. “Saya pikir, mau dibawa kemana semua nilai-nilai itu,” ungkap ridwan. Sebab, melanjutkan keperguruan tinggipun, mereka hanya melihat nilai rapor atau ikut tes kembali untuk masuk keperguruan tinggi yang mereka inginkan. (mag-77/mai)