Manajemen Dayah Tentukan Kualitas Santri

Walikota Banda Aceh Iliza Saaduddin Djamal menyerahkan sertipikat kepada salah satu peserta usai meluncurkan aplikasi akta kelahiran online di Banda Aceh, Rabu (22/3). FOR RAKYAT ACEH

JANTHO (RA) – Kepala Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Besar Drs Fakhruddin mencatat lebih 500 lembaga dayah saat ini telah berdiri dan beroperasi di Kabupaten Aceh Besar dalam rangka memberikan pendidikan agama kepada generasi Aceh Besar.

Berbagai tipe dayah dan balai pengajian telah aktif dalam dunia pendidikan agama, bahkan setiap tahun kehadiran dayah dan balai pengajian terus tumbuh. Tapi sayangnya, tidak sedikit dayah dan balai pengajian belum memiliki manajemen yang optimal selaku sebuah lembaga pendidikan, oleh sebab itu berbagai upaya telah, sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah untuk mendampingi keberlangsungan lembaga-lembaga Dayah dan balai pengajian tersebut.

Secara anggaran yang tersedia saat ini pemerintah kerap memberikan berbagai seminar dan pelatihan pengelolaan kelembagaan termasuk pelatihan pengembangan usaha berbasis dayah. “Sejumlah pelatihan manajemen pengelolaan terus kita fasilitasi, bahkan hingga ke pelatihan usaha berbasis dayah, baik kepada tengku dayah maupun santri-santri dayah yang ada di Aceh Besar,” kata Fakhruddin, yang ditemui wawancara di ruang kerjanya, di Kota Jantho, Rabu pagi (22/3).

Diakui Fakhruddin untuk merealisasi seluruh permintaan dari semua lembaga dayah dan balai pengajian yang ada di Kabupaten tersebut hingga saat ini belum dapat dipenuhi secara serentak, mengingat anggaran yang tersedia sangat terbatas di Dinas pecahan dari Dinas Pendidikan Aceh Besar ini.

Namun, setiap tahun tidak kurang dari 100 kegiatan pembangunan dan rehab dayah dan balai pengajian terealisasi, dengan memanfaatkan dana dari berbagai sumber. “Kita memiliki dukungan dana dari APBK, APBA (Otsus) namun untuk melaksanakan realisasi serentak, tidak mampu terpenuhi, karena dana yang ada terbatas,” terang Fakhruddin.

Selain memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh setiap Dayah dan balai pengajian, seperti pembangunan gedung, rehab gedung dan balai pengajian, pengadaan kitab berbagai jenis setiap tahun, Pemkab Aceh Besar melalui program Aspirasi anggota DPRK setempat, mulai tahun ini akan melakukan studi banding bagi tengku dayah dan Balai pengajian, guna mendorong percepatan manajemen profesional dapat berlaku di dayah dan Balai pengajian di Aceh Besar, sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung benar-benar dapat memberikan kenyamanan bagi santri dan tenaga pengajar.

“Mulai tahun ini para tengku dayah dan balai pengajian akan kita fasilitasi studi banding ke luar daerah, namun dalam kapasitas terbatas, kita berharap melalui studi banding ini mampu mengadopsikan manajemen lembaga pendidikan di luar Aceh untuk diterapkan di dayah di Aceh Besar,” ujar Kadis Pendidikan Dayah ini.
Untuk Studi Banding direncanakan akan dilaksanakan pada awal April mendatang yang akan mengunjungi salah satu Dayah di Jakarta, yaitu, Pondok Pasantren Darun Najjah. Dimana pondok pasantren tersebut dinilai telah baik terkait manajemen pengelolaannya sehingga potensi santri di pondok tersebut sangat baik dalam menyerap ilmu dan kedisiplinan yang terbangun di sana.

Terkait Dayah dan balai pengajian di Aceh, khususnya Aceh Besar, menurut Fakhruddin, hanya satu dua lembaga yang sudah menerapkan manajemen seperti itu, terutama bagai pondok pasantren modern yang ada di Aceh. Terbukti dengan bagusnya manajemen yang diterapkan pondok pasantren dan dayah tersebut menjadi incaran masyarakat dengan jumlah santri yang terukur dan berkualitas.

“Baru beberapa lembaga saja yang sudah memiliki manajemen seperti di luar daerah, maka lembaga tersebut pun menjadi sangat diminati oleh masyarakat,” papar Fakhruddin sembari menyebutkan nama beberapa pondok pasantren yang kini mengadopsi manajemen profesional di Kabupaten Aceh Besar.
“Semoga ilmu yang diperoleh dalam studi banding ini nanti dapat diterapkan dan member perubahan yang signifikan bagi lembaga yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut nanti,” tukas Fakhruddin.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan dayah Kabupaten, Aceh Besar sedikitnya memiliki Dayah bertipe A sebanyak 16 dayah, Tipe B 16 dayah, Tipe C 33 Dayah, dan Tipe D 52 Dayah. Jumlah tersebut terus bertambah dari tahun ketahun seiring dengan antusiasnya masyarakat dalam mengelola lembaga pendidikan nonformal tersebut di Kabupaten Aceh Besar. (mag-63/rif)