Maraknya Kabar Penculikan Anak Waspada, Tetap Bijak, Jangan Main Hakim Sendiri

Ilustrasi

Harianrakyataceh.com – Mererbaknya rebaknya informasi penculikan anak benar-benar meresahkan. Para orang tua perlu lebih waspada. Namun, jangan bertindak gegabah.
JUMAT pagi (24/3) Kapolsek Genteng Kompol Wahyu Endrajaya berkunjung ke SDN Kaliasin I dan III. Dengan ditemani beberapa anggota, Wahyu hendak memberikan penyuluhan tentang maraknya isu penculikan anak.

Wahyu merasa perlu turun tangan langsung. Sebab, pihaknya juga pernah direpotkan informasi hoax tersebut. Sabtu (18/3) seorang siswa SDN Kaliasin terus dipotret pria misterius. Tahu bahwa sedang ramai kabar penculikan, siswa tersebut menangis sekencang-kencangnya.

Setelah diperiksa polisi, pria yang belakangan diketahui berinisial T tersebut tidak berniat menculik. Dia hanya orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Bukan hanya itu, dia juga sulit mendengar dan berbicara. ”Kan kasihan kalau kita harus pukul rata semua orang-orang seperti itu sebagai pelaku penculikan anak,” tuturnya.

Isu penculikan anak di metropolis merebak setelah beredar kabar bahwa Polsek Tegalsari telah meringkus seorang pelaku. Tepatnya pada Rabu (15/3) pengguna media sosial dikejutkan gambar polisi yang tengah menggiring seorang perempuan tua. Selain itu, ada gambar beberapa anak kecil yang dililit menggunakan kain. Bahkan, berembus kabar bahwa organ tubuh anak-anak tersebut akan diperdagangkan.

Ternyata, kabar itu murni hoax. Foto yang memperlihatkan seorang polisi menggiring perempuan tua tersebut terjadi di Jawa Barat. Perempuan itu juga memiliki gangguan kejiwaan dan tidak terbukti berniat menculik. Sementara itu, foto anak-anak tersebut bukan dari Indonesia. Sumbernya masih belum diketahui. ”Itu sama sekali tidak benar. Kami tidak menangkap tersangka penculikan anak,” jelas Kapolsek Tegalsari Kompol Noerijanto.

Sayangnya, informasi tersebut telanjur beredar luas. Para orang tua tidak hanya khawatir, tetapi juga bertindak berlebihan terhadap orang yang gerak geriknya mencurigakan.

Misalnya, yang terjadi di Jalan Hangtuah (18/3). Saat itu ada seorang perempuan paro baya yang berpakaian lusuh sedang meminta-minta. Dia melewati salah satu rumah di gang 8 dan bertemu dengan gadis berumur 3 tahun berinisial P. Ketika hendak diberi uang, perempuan tersebut menolak. Dia malah mengatakan bahwa uang tersebut lebih baik digunakan P untuk jajan. ”Dia nolak, terus kepala P dielus-elus,” ucap Kanit PPA Polres Pelabuhan Tanjung Perak Ipda Suryadi.

Namun, beberapa warga telanjur curiga terhadap perempuan yang belakangan diketahui berinisial S tersebut. Dia dituduh hendak menculik P. Bukan hanya itu, S juga sempat dihakimi warga. Untung, polisi segera mengamankannya.

Dalam proses pemeriksaan, warga tidak bisa membuktikan tuduhannya. Mereka hanya bertindak menurut ”katanya”. ”Polisi kan tidak bisa meneruskan laporan jika tidak berdasar,” tegas Suryadi.

Setelah diusut, S diketahui sering meminta-minta di kawasan Bungurasih. Dia sudah lama bercerai dengan suaminya. Beberapa tahun silam anak semata wayangnya meninggal karena sakit. Nah, ketika bertemu dengan P, S teringat anaknya yang sudah meninggal. ”Makanya, pas dikasih uang dia tidak mau,” tutur Suryadi. Polisi lantas menyerahkan S ke dinsos agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Merebaknya informasi hoax penculikan anak mendapat perhatian serius korps seragam cokelat. Tidak terkecuali Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal. ”Ini juga menjadi atensi Kapolda Jatim agar mengerahkan polisi untuk menangkal kabar tidak benar ini,” jelasnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak langsung men-judge orang asing di lingkungannya. Apalagi sampai main hakim sendiri. ”Harus menjunjung tinggi praduga tidak bersalah,” jelas perwira dengan tiga melati di pundak tersebut. Dia mengingatkan bahwa masyarakat perlu waspada, tetapi tidak boleh berlebihan. ”Kalau ada yang mencurigakan, lapor ke polsek terdekat. Polisi harus melakukan penyelidikan terlebih dahulu,” tambahnya. (bin/c15/fal)