Seni Nisan Aceh Perlu Dipamerkan

MASYARAKAT peduli sejarah Aceh (Mapesa) melakukan meseuraya membersihkan nisan-nisan peninggalan Aceh. Meseuraya atau gotong royong ini dilakukan di Banda Aceh dan sekitarnya tiap akhir pekan. FOTO: ARIFUL USMAN/RAKYAT ACEH

Miliki Nilai Estetika Seni Tinggi

BANDA ACEH (RA) – Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) mendukung sepenuhnya penyelenggaraan Kemah Seniman Aceh V di Banda Aceh pada April mendatang. Ketua Mapesa Aceh, Mizuar Mahdi mengatakan, pihaknya mengharapkan, nilai estetika berseni tinggi yang terdapat di Batu Nisan Aceh serta manuskrip karya seniman Aceh tempo dulu ikut dipamerkan di Kemah Seniman V.

“Kami mengharapkan, berkumpulnya para seniman Aceh bisa membawa berkah bagi Aceh di bidang seni yang telah ada di Aceh selama ratusan tahun silam,” kata Mizuar Mahdi, Selasa (28/3). Mizuar menambahkan, dalam merevitalisasi seni dan peradaban Islam di Asia Tenggara, perlu dihargai karya seniman masa silam.

“Seni ukir yang indah terpahat pada batu nisan Aceh itu juga mencatat data sejarah. Selain indah dan mengandung makna, nisan Aceh juga memiliki nilai estetika seni tinggi yang merupakan karya orang-orang terdahulu yang tidak dapat lagi kita temui di era globalisasi saat ini,” kata Mizuar.

Ia mengatakan, sudah sepatutnya seni ukir dan estetika di batu nisan Aceh serta yang menghiasi manuskrip kuno juga ikut dipamerkan dalam Kemah Seniman Aceh (KSA) yang diselengarakan Dewan Kesenian Aceh (DKA) bersama Disbudpar Provinsi Aceh pada 14 – 16 April 2017 di halaman UPTD Kompleks Taman Seni dan Budaya Aceh, Kota Banda Aceh.

Mizuar merincikan, tentang seni ukiran dan estetika di batu nisan Aceh yang memiliki ciri khas yang unik dan penuh dengan nilai-nilai seni tersendiri dan banyak jenisnya. “Misalnya batu nisan bulat polos yang diperuntukkan bagi kaum, serta ada nisan yang berbentuk balok persegi delapan yang didesain khusus dengan nilai-nilai seni yang tinggi dan penuh kaligrafi yang menghiasi keindahan batu nisan Aceh. Nisan Aceh juga memiliki kekhasan tersendiri. Selain pahatannya rumit, di beberapa bagian nisan terukir ayat-ayat Alquran, potongan puisi sufi, serta nama dan tahun kematian,” kata Mizuar.

Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Sejarah Aceh ini turut mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung proses pendaftaran batu nisan Aceh karya seniman Aceh yang paling monumental, bernilai seni tinggi, dan membuat data sejarah, karya seniman tempo dulu ke UNESCO.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi, mengatakan, Kemah Seniman Aceh kali ini merupakan event rutin yang dilaksanakan 2 tahun sekali dan penyelenggaraan di tahun 2017 ini merupakan ke-5 kalinya setelah KSA ke-4 pada tahun 2014 lalu di Jantho Aceh Besar.

“Terpilihnya kembali Kota Banda Aceh sebagai tempat penyelenggaraan KSA ke 5 ini disamping faktor fasilitas pendukung kegiatan cukup memadai, Kota Banda Aceh juga merupakan ibu kota provinsi Aceh dengan posisi letaknya sangat sentral dan relatif mudah dijangkau peserta dari Kabupaten/Kota se-Aceh dan juga peserta tamu dari provinsi lain,” kata Reza.

Selain itu, katanya, ditetapkan komplek UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh sebagai tempat kosentrasi penyelenggaraan Kemah Seniman ke-5 ini dalam rangka meng-aktifasi kembali Taman Budaya Aceh sebagai pusat Laboratarium dan Estalase seni budaya di Aceh.

“Kemah Seniman Aceh ke-5 kali ini mengambil tema “Membangun Mutu Seni Aceh Menuju Visi Indonesia Raya” melibatkan peserta dari perwakilan seniman berbagai cabang seni se Aceh, perwakilan pengurus DKA dari 23 kabupaten/kotadi provinsi Aceh, Seniman Person dari dalam dan luar daerah, Budayawan, sanggar/grub seni, Pelajar, LSM terkaitdan lain-lain,” katanya.

Kata Reza, materi acara Kemah Seniman Aceh ke-5, antara lain, yaitu Dialog Budaya, Seminar, Duek Pakat Seniman Aceh, Rapat Koordinasi Dewan Kesenian Seluruh Indonesia, Workshop Krya, membuat Geulayang Aceh (untuk pelajar SMP /sederajat), Sastra (pelatihan, cipta dan baca puisi untuk pelajar SMU), Pelatihan Didong Massal (untuk peserta kemah seniman), Pameran Lukisan Karya Seniman se-Aceh, Pentas Pertunjukan 2 Dimensi “Tunang Warna”, Pertunjukan alam Aktraksi Didong Massal oleh peserta Kemah Seniman bersama grub Didong Aceh Tengah, dan lain-lain.

Kadisbudpar Aceh juga mengharapkan kepada Dewan Kesenian Aceh selaku motor kegiatan ini untuk terus saja berkoordinasi dan bekerjasama dengan Disbudpar Aceh dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan Kemah Seniman ke-5 ini.

Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Aceh Nurmaida Atmaja mengatakan, pelaksanaan Kemah Seniman ke-5 ini telah megalami berbagai penyempurnaan terutama pada materi acaranya seperti dialog, pameran seni lukis, seminar seni pertunjukan, workshop krya/sastra serta tari didong massal.
(rif)