Tumbuhkan Minat Baca Anak-anak

MINAT BACA: Miftah, mendampingi anak anak memilih buku mengisi waktu liburan bagi anak-anak di Gampong Pande, Komunitas Pustaka Ransel hadir membawa buku cerita, Banda Aceh, Selasa (28/3)

Pustaka Ransel

BANDA ACEH (RA) – Mengisi waktu liburan anak-anak di Gampong Pande, Komunitas Pustaka Ransel hadir membawa buku cerita. Mereka menawarkan konsep sederhana untuk menarik minat baca anak-anak tersebut, Selasa (28/3).

Ada sekitar 80 anak yang hadir ke Menasah Gampong tersebut. Mulanya para Fasilitator dan relawannya menarik perhatian anak-anak dengan mendengarkan musik Pingguin Dance lewat spiker kecil. Begitu anak-anak berdatangan, mereka akan mulai acara dengan senam terlebih dahulu.
Senam itu dilakukan sekitar 15 sampai 25 menit.

Setelah senam, mereka memperkenalkan diri, mulai membagi anak-anak dalam dua kelompok besar. Anak yang sudah mandiri membaca dan yang belum bisa membaca. Pengelompokan itu ditujukan supaya anak-anak yang sudah bisa membaca, dapat menikmati 100 buku cerita yang sudah disiapkan layaknya lapak baca. Bagi kelompok yang belum bisa membaca, para relawan akan mengajak anak-anak itu bercerita. Cerita itu pun, dipilih oleh anak-anak dari buku yang sudah disediakan.

Setelah membagi dua kelompok besar, lahirlah empat kelompok membaca, dan tiga kelompok mendongeng atau setory telling. Tak ketinggalan satu pustakawan sudah stanby menjaga lapak buku. Caranya, bagi anak-anak yang ingin meminjam buku, bisa langsung datang ke lapak yang disediakan dan bisa meminjam buku yang disukai.

“Udah baca bukunya?” tanya Sri, kepada salah seorang anak yang bolak-balik menukar buku bacaan. Saat itu, Sri bertugas sebagai relawan pustaka. Anak-anak yang memijam buku harus lebih dulu meminta izin padanya.
Selain tempat taransitnya buku sebelum dipinjam lagi oleh anak-anak yang lain, Sri juga bertugas menanyakan kepada anak-anak itu, apa isi buku yang baru saja mereka baca. Setelah anak-anak mengulangi sekilas apa isi buku itu, baru buku itu bisa diganti.

“Tujuannya supaya kami tahu, apa mereka faham pesan dari buku itu. Jika tidak faham, ya kami bisa ceritakan ulang,” kata Sri sambil membolak-balik buku di depan Yudi, kelas V SD.
Jika Sri bertugas menjaga buku cerita, relawan bernama Dinda, menceritakan isi sebuah buku kepada 6 orang anak dalam kelompoknya dengan semangat.

Kelompok yang paling heboh adalah kelompok yang di damping Riski. Ia satu-satunya laki-laki yang menjadi relawan kemarin. Kelompok anak-anak yang di damping Riski hampir semua laki-laki. Mereka hanya bisa konsentrasi membaca sekitar 30 menit.

Berikutnya, anak-anak itu menukar dan membaca buku lainnya. Hanya saja, antusias mereka berkurang. Kegiatan baca di kelompok Riski, akhirnya diselingi dengan penampilan suka rela semua anak kelompok itu menyanyikan lagu Beregek.

“Mereka antusiasnya di akhir acara. Awalnya pas Pustaka Ransel mau mulai, mereka acuh-tak acuh. Sibuk main hp. Trus, lihat kawan-kawannya baca, eh, dia ikutan,” kata Riski usai kegiatan. Lanjutnya, ia merasa terharu saat anak-anak itu bertanya, kapan akan datang lagi membawa buku bacaan.

“Ini kali pertama aku jadi relawan untuk anak-anak. Aku malah dapat sesuatu dari mereka. Ditanya kapan datang lagi, rasanya terharu,” terang Riski sambil tersenyum. Kegiatan menarik minat baca itu ditutup Endi, salah seorang relawan Pustaka Ransel. “Semoga adik-adik senang dan menikmati membaca dengan kami. Lain waktu, kami akan datang lagi,” kata Endi yang ditutup dengan salam. (mag-77/rif)