Kengerian Serangan Kimia: Mereka Sesak Napas dan Tewas Seketika Rusia Cuci Tangan, Syria Menyangkal

TIDAK TERTOLONG: Korban yang tidak mendapatkan bantuan segera, langsung tewas seketika. (AP PHOTO)

Harianrakyataceh– Serangan terkini Rusia bersama rezim berkuasa Syria di Provinsi Idlib menimbulkan efek yang luar biasa mengerikan. Tidak hanya pemberontak, rakyat sipil dan anak-anak menjadi korban serangan mematikan itu.

Syria sendiri menyangkal menggunakan senjata kimia dalam aksi tersebut. Namun, mereka tidak bisa menyangkal kejadian itu begitu saja. Korban yang tewas dan terus berjatuhan menunjukkan tanda-tanda penyerangan dengan senjata kimia.

Para korban menderita gejala keracunan zat kimia berbahaya. Mereka mengalami kesulitan pernapasan, mulut mengeluarkan busa, dan sesak napas. Efeknya seketika. Korban yang tidak mendapatkan pertolongan langsung tewas di tempat.

Rusia pun cuci tangan atas kejadian yang sementara ini sudah menewaskan 70 orang termasuk anak-anak dan ratusan lain masuk RS. Kementerian Pertahanan Keamanan Rusia menyalahkan serangan Syria yang menyasar depot amunisi “teroris” sebagai penyebab kematian para korban.

Dalam pernyataan yang diposting di akun Facebook kementerian Rusia, disebutkan kalau serangan rezim Syria menghantam gudang yang memproduksi amunisi kimia di luar Kota Khan Sheikhoun, Idlib.

Namun, aktivis menyatakan sebaliknya. Mereka menyebutkan kalau rezim Syria menjatuhkan bom kimia dan harus bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pembunuhan massal ini pun membuat PBB mempercepat sesi rapat Dewan Keamanan PBB.

Walau belum terkonfirmasi, beberapa ahli medis mengatakan serangan itu diduga berasal dari racun kima seperti sarin. Saksi mata mengatakan efek samping serangan itu seperti mimpi buruk yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. ”Sangat mengerikan. Para korban berdatangan ke RS dalam kondisi parah,” ujar Feras al-Jundi, tim medis di Khan Sheikhoun kepada CNN.

Seorang dokter pun menggambarkan hal serupa. Dia melihat satu keluarga tewas, mayat-mayat korban yang kaku, dan korban yang masih berjuang untuk bertaha hidup. ”Saya tidak pernah melihat ini sebelumnya. Ini menghancurkan hati dan membuat Anda menangis hebat,” katanya kepada CNN. (CNN/BBC/tia)