Pamer Hasil Foto Satelit, Korut Telanjangi Posisi THAAD Korsel

PELINDUNG HANCURKAN: Sistem Thaad yang sudah terpasang di Korea Selatan. (REUTERS)

PYONGYANG (HARIANRAKYATACEH.COM) – Seakan meledek seterunya di selatan, Korea Utara yang terus menekan Seoul untuk mengakhiri penyebaran sistem rudal AS di wilayahnya, kemarin merilis apa yang diklaimnya sebagai foto satelit beresolusi tinggi yang merinci instalasi sistem rudal THAAD di wilayah Korea Selatan di dekat sempadan kedua negara. Artinya, semua terpantau jelas oleh Korut.

Seperti diketahui, instalasi sistem pertahanan rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) yang dikembangkan AS di Korea Selatan telah menuai kecaman regional, tidak hanya dari Korea Utara, tapi juga dari China dan Rusia, yang keberatan dengan jangkauan sistem dan radarnya yang kuat.

Penyiar  Korean Central TV Broadcasting Station (KCTV), merilis dua gambar yang konon diperoleh oleh satelit mata-mata Korea Utara, yang menunjukkan komponen sistem THAAD di lapangan golf di Seongju County, Korea Selatan.

“Gambar satelit menunjukkan peluncur THAAD saat ini ditempatkan di dekat punggung bukit lapangan golf Seongju sementara radar X-band dan peralatan tambahan lainnya dipasang di dekat punggung bukit barat,” tulis laporan Korea Utara, seperti dikutip oleh Yonhap.

Foto satelit oleh Korea Utara menunjukkan posisi perisai rudal THAAD yang dipasang di Korsel (dilingkari)

Korea Utara telah berhasil menempatkan dua satelit surveilans ke orbit di sekitar Bumi, pada tahun 2012 dan 2016; Namun, tidak diketahui apakah mereka fungsional. KCTV tidak memberikan informasi bagaimana citra satelit itu diperoleh.

Pelepasan tersebut menyusul tuduhan Pyongyang bahwa AS telah mempercepat pemasangan sistem THAAD di Korea Selatan sehingga misilnya ada sekitar dua minggu sebelum pemerintahan baru berkuasa di Seoul.

Sementara itu, Presiden baru Korea Selatan Moon Jae-in telah bersumpah untuk meninjau kembali keputusan tersebut untuk menerapkan Sistem Pertahanan Ketinggian Terminal High Altitude (THAAD) AS, yang dipasang beberapa minggu sebelum kemenangan pemilihan Selasa.

Untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut, Moon telah berjanji untuk “bernegosiasi dengan tulus” dengan AS dan China mengenai sistem pertahanan rudal AS yang kontroversial yang diduga dilakukan untuk menggagalkan serangan potensial oleh Korea Utara. Presiden baru bahkan mengatakan bahwa dia bersedia bertemu dengan Kim Jong-un jika itu berarti membawa perdamaian abadi.

Moon, seorang mantan pengacara hak asasi manusia dan aktivis mahasiswa, berkampanye untuk meninjau kembali penyebaran rudal tersebut, sebuah kesepakatan yang dilaksanakan oleh mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye yang dipecat.(sputniknews/zar)