PYONGYANG (HARIANRAKYATACEH.COM) – Tak peduli dengan sanksi PBB gertakan Amerika Serikat, Korea Utara dini hari tadi kembali menembakkan sebuah rudal balistik dari sebuah daerah dekat pesisir barat negara itu.
Rudal tersebut, menurut militer Korsel, dilesatkan dari Kusong, sebelah barat laut Ibu Kota Pyongyang dan mengangkasa sejauh 700 kilometer.
Pemerintah Jepang mengatakan rudal itu sempat mengudara selama 30 menit sebelum mendarat di Laut Jepang.
Peluncuran rudal Korut dikecam baik oleh Korsel maupun Jepang. Kantor berita Yonhap melaporkan Presiden Moon Jae-in, yang baru dilantik, langsung menggelar rapat darurat dengan sejumlah penasihat keamanan untuk mendiskusikan peluncuran rudal Korut.
Aksi Korut berlangsung sebulan setelah dua rudal yang ditembakkan meledak beberapa menit usai dilepaskan. Sepanjang tahun ini Korut telah beberapa kali menguji coba rudal sehingga menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat.
Belum Teridentifikasi
Menurut seorang pejabat militer Korea Selatan, jenis proyektil belum diketahui, namun kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan sejak awal bahwa rudal tersebut merupakan rudal balistik. Komando Pasifik AS juga mengumumkan bahwa mereka melacak rudal tersebut dan bahwa penerbangannya tidak tampak konsisten dengan rudal balistik antar benua.
Rudal tersebut dilesatkan dari kota Kusong barat laut sebelum pukul 5.30 waktu setempat, menurut Kepala Staf Gabungan Selatan, dan terbang sekitar 430 mil selama sekitar 30 menit sebelum jatuh ke Laut Jepang. Jepang menunjukkan bahwa rudal tersebut tidak mencapai perairan yang merupakan zona ekonomi eksklusifnya.
Uji coba Pyongyang sebelumnya telah meluncurkan rudal jarak menengah yang diyakini berkembang dari wilayah yang sama.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengecam Pyongyang untuk melaporkan uji coba tersebut, dengan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pada hari Senin, duta besar Korea Utara untuk Inggris memberikan sebuah wawancara dengan kantor berita Inggris Sky News dimana dia mengatakan negaranya ” tidak takut ” untuk melanjutkan aktivitas rudal dan senjata nuklirnya, dan Pyongyang bermaksud untuk melakukan uji coba nuklir keenam segera di saat pimpinannya menganggap perlu. Wakil duta besar Korea Utara ke Inggris menjadi pembelot peringkat tertinggi negara itu saat dia melarikan diri pada Agustus 2016 . Dia mengatakan bahwa Korea Utara sepenuhnya bermaksud untuk menerapkan serangan nuklir terhadap AS atau sekutu-sekutunya.
Ketegangan di sekitar pengembangan senjata nuklir dan non-nuklir Korea Utara telah meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir, setelah Pyongyang melakukan sejumlah uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan AS mengirim sebuah gugus tempur lengkap dan melakukan unjuk-kekuatan besar-besaran kepada dunia.
Korea Utara menyatakan pengembangan teknologi nuklir sejak tahun 2005. Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan, serta Rusia dan China, ikut dalam pembicaraan dengan Korea Utara mengenai denuklirisasi semenanjung Korea antara tahun 2003 dan 2009, ketika Pyongyang mengundurkan diri dari pembicaraan.(BBC/sputniknews/zar)