Walikota Merah Sakti Mengaku Bukan Pemimpin Otoriter

SUBULUSSALAM (RA) – Walikota Subulussalam, H. Merah Sakti mengaku merasa gerah dengan banyaknya serangan bahkan fitnah yang dilontarkan oleh pihak tertentu kepada dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan yang ia pimpin selama dua peroide berjalan ini. Pun demikian, Merah Sakti mengaku tetap membuka pintu untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.

“ saya ini bukan pemimpin otoriter. Silahkan datang ke Pendopo bagi yang menyampaikan saran dan kritik yang besifat membangun. Jangan langsung turun kejalan berkoar-koar “ kata Merah Sakti dalam sambutannya saat menghadiri penyerahan becak keliling nusantara dari Amri dan kawan-kawan kepada Pemerintah Kota Subulussalam, di gedung aula pertemuan Dinas Perpustakan dan Kearsipan, setempat, Senin (15/5).

Pidato Merah Sakti itu menyikapi kegiatan anggota Komunitas Pemuda Pecinta Alam Subulussalam (KOMPPAS) yang berhasil mengelilingi nusantara dengan mempromosikan becak dan bendera Kota Subulussalam yang sangat didukung pemerintah “ kalau kegiatan seperti ini sangat kita dukung bahkan bantuan kita beri. Keberhasilan adek-adek yang mengelilingi nusantara dengan menggunakan becak khas Kota Subulussalam merupakan kebanggaan pemerintah dan patut kita berikan apresiasi “ ujar Sakti.

Dalam menyampaikan pendapat, kata Merah Sakti tak perlu terlalu tendensius kali kepada pemerintah dengan turun dan berkoar-koar dijalan. suatu saat nanti meski bukan yang bersangkutan mungkin ada keluarga atau kerabatnya yang butuh dan meminta bantu kepada dirinya yang kini menjabat sebagai Walikota “ Hidup ini saling membutuhkan “ sambung Merah Sakti.

Menurut Sakti, pintu pendopo selalu terbuka kepada siapapun “ Mungkin pintu pendopo Subulussalam didunia ini yang paling terbuka untuk masyarakat “ ujarnya.

Diacara tersebut, Merah Sakti juga sempat menyinggung DPRK yang tidak memanggilnya untuk dilakukan rapat dengar pendapat terkait adanya penyerahan petisi kain putih dari Gerakan Kawal Fatwa (GKF) MPU Aceh yang menolak pembangunan patung. Mestinya, tambah Merah Sakti, segala sesuatu hal yang menyangkut dengan daerah atau aspirasi rakyat, pihak legislatif selaku wakil rakyat melakukan RDP “ kabarnya ada dititipkan petisi kain putih, atas hal itu saya tidak pernah dipanggil anggota DPRK “ aku Merah Sakti (lim)