
BANDA ACEH (RA) – Belasan perempuan warga Tanggul Krueng Aceh, Kuta Alam, gerebek rumah kontrakan yang dicurigai menjadi tempat mesum, Selasa (30/5). Para perempuan penghuni rumah itu diduga ‘perempuan malam.
Cemas terjadi kericuhan, perangkat desa setempat menghubungi petugas Wilayatul Hisbah (WH) Kota Banda Aceh untuk diproses hukum. Di lokasi, petugas WH turut dibantu personil TNI dan Polri mengamankan tujuh perempuan.
Para perempuan yang terpaksa berhadapan dengan penyidik WH diantaranya FI (25) warga Gampong Jawa Langsa, berstatus janda, CL (22) gadis dari Tapak Tuan, di Banda Aceh sebagai mahasiswi, dan NA (20) warga Uteun Bayi, Banda Sakti Kota Lhokseumawe, mahasiswi jurusan FKIP Bahasa Indonesia Unsyiah.
Berikutnya NI (26) Warga Gampong Beuradeh, Kabupaten Kuala Simpang, berstatus nikah dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, EI (25) warga Desa Putra Jaya, Kecamatan Simeulue Tengah, mahasiswa non aktif Serambi Mekah, FT (22) warga Tapak Tuan, di Banda Aceh berkerjasebagai karyawan di salah toko klotong Ule Kareng dan terakhir HM (27) warga Bengkala Simeulue masih status mengangur.
Seluruhnya masih dalam proses penyelidikan polisi syariat Islam. Walau dituduh ‘wanita malam,’ namun penyidik tidak menemukan bukti yang cukup. Sehingga diputuskan seluruhnya hanya dibina dan diserahkan pada orang tuanya.
“Mereka juga menyatakan sikap di atas kertas bila melakukan perbuatan itu dan terbukti akan dihukum, ini hanya peringatan,” kata Kabid Penegakan Peraturan Perundang-undangan dan Syariat Islam Satpol PP/WH Banda Aceh, Efendi A Latif.
Ia menyebutkan, warga mengaku menangkap para perempuan tersebut karena sering kedatangan perempuan tidak dikenal ke rumah itu. Selain itu, sering pula datang laki-laki menjemput malam hari.
“Mereka telah meresahkan masyarakat makanya diamankan, karena sering datang laki-laki ke tempat itu, lalu masyarakat hari ini dapat melakukan tindakan karena bulan Ramadan dan mereka juga tetap seperti biasa,” sebutnya.
Ia menegaskan, sebelum dijemput orang tua atau wali, mereka masih ditahan di kantor WH Banda Aceh. Seorang mahasiswi yang diciduk membantah tuduhan warga bahwa mereka pekerja sek.
“Tidak ada apa-apa kami, hanya tinggal di sana, ngak tahu itu warga main tuduh saja,” sebutnya.(ibi/mai)