Harianrakyataceh.com – Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani bertandang ke Kuwait, Senin (3/7). Dia mengemban misi diplomatik menjawab 13 tuntutan Arab Saudi dan negara-negara sekutunya.
Kuwait selama ini menjadi mediator krisis di Qatar. Meski deadline awal jatuh pada Minggu (2/7), Riyadh memberikan perpanjangan 48 jam.
Rabu (5/7), negara-negara yang memblokade Qatar berencana akan membicarakan langkah berikutnya.
Belum diketahui jawaban resmi apa yang ditulis Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Apakah masih sama berupa penolakan atau jawaban lainnya.
Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah-lah yang mengajukan perpanjangan tersebut. Sebab, Kuwait melakukan usaha agar konflik di kawasan teluk tidak berlarut-larut.
Namun, dua pihak, Qatar dan grup negara yang memblokadenya, sama-sama bersikap keras.
Selain Kuwait, Amerika Serikat (AS) berupaya menjadi penengah. Presiden AS Donald Trump Minggu berbicara via telepon secara terpisah dengan pemimpin Qatar, Arab Saudi, dan UEA.
”Dia menggarisbawahi bahwa persatuan di wilayah teluk itu penting untuk mencapai tujuan KTT Riyadh dalam memerangi terorisme dan menjaga stabilitas regional.” Demikian bunyi pernyataan Gedung Putih terkait pembicaraan via telepon itu. (AFP/Reuters/AlJazeera/sha/c10/any)