Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

UTAMA · 28 Jul 2017 02:58 WIB ·

Heli Bom Air Ditambah


 PADAMKAN API: Petugas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan persoil TNI dibantu helicopter water bombing berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Meulaboh, Kamis (27/7).
DENNY SARTIKA/RAKYAT ACEH Perbesar

PADAMKAN API: Petugas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan persoil TNI dibantu helicopter water bombing berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Meulaboh, Kamis (27/7). DENNY SARTIKA/RAKYAT ACEH

MEULABOH (RA)-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berencana menambah helicopter water bombing ke lokasi lokasi lahan gambut yang terbakar di Aceh Barat. Jadwalnya dalam tujuh hari kerja, bencana kebakaran lahan gambut di daerah itu dapat teratasi.

Danrem 012/TU Kolonel Inf. Nefra Firdaus, menyatakan tim reaksi cepat (TRC) penanganan kebakaran lahan gambut di Aceh Barat, telah gelar evaluasi Rabu (26/7). Hasilnya, di hari kerja pertama helicopter jenis MI 17 VN yang berkapasitas water bombing 4 ton air masih kurang optimal.

“Hasil rapat evalusi, perlu penambahan satu unit heli water bombing,” kata Danrem yang juga bagian dari tim terpadu tersebut, Kamis (27/7).

Menurutnya, dijadwalkan kemarin siang heli tambahan akan segera mendarat di bandara Cut Nyak Dhein, Nagan Raya. Namun heli tambahan tergolong minim kapasitas penampung airnya.

“Heli tambahan jenis Bell 412 yang kapasitas hanya 1 ton air,” ucapnya.

Nefra berharap dengan adanya heli tambahan akan benar-benar optimal dalam penanganan bencana kebakaran lahan gambut. Sebab jadwal kerja penanganan ditargetkan akan tuntas dalam 7 hari.
”Hasil evaluasinya, satu unit heli kurang optimal, sebab jumlah luasan lahan gambut terbakar terus bertambah luas,” ujarnya.

Mengatasi kebakaran lahan gambut di Aceh Barat, Nefra merincikan, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) telah membentuk tim TRC. Penanganannya, juga dibentuk Satuan Tugas (Satgas) darat, Satgas Udara, dan Satgas Doa yang melakukan salat Istisqa (memohon turun hujan).

Hari pertama kerja Satgas udara mengandalkan helicopter jenis MI 17 VN kapasitas water bombing 4 ton air. Rabu lalu, menyemprotkan bom air memadamkan kebakaran lahan di area Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo. Hasil kerja sehari penuh, mampu melakukan penerbangan (sorti) sebanyak 22 kali. Sekali water bombing, menyemprotkan 4 ton air. “Di hari pertama mampu menyemprotkan air sebanyak 88 ton. Tapi jika satu unit heli masih tergolong optimal juga,” katanya.

Pada hari kedua kerja, helicopter jenis MI 17 VN mulai melakukan bom air di kawasan lahan gambut yang terbakar pada derah Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan. Dengan adanya tambahan dua unit heli penanganan kebakaran Satgas Udara, diharapkan mampu segera mengatasi kebakaran lahan gambut.(den/mai)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Walau Dijaga Ketat Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Terus Kabur

18 April 2024 - 14:42 WIB

Sopir Lupa Tarik Rem Tangan, Truk Meluncur di Jalan Tol

18 April 2024 - 14:36 WIB

Polres Nagan Raya Gelar Patroli Gabungan untuk Tertibkan Tambang Ilegal

18 April 2024 - 10:55 WIB

Hari pertama kerja usai libur Lebaran, 34 ASN Pemkot Banda Aceh alpa

17 April 2024 - 16:02 WIB

Haji Uma Belum Putuskan Maju di Pilkada Mendatang

17 April 2024 - 15:40 WIB

Dubai Banjir Bandang Parah! Ilmuan Sebut Penyebabnya karena Ini

17 April 2024 - 14:52 WIB

Trending di INTERNASIONAL