SIMEULUE (RA) – Rostina (55), warga Desa Sital, Kecamatan Teupah Barat, pasien korban dipatuk ular berbisa, Selasa (26/9) kini terjaring lemah dan masih dirawat intensif di RSUD Simeulue.
Upaya tim medis telah berupaya untuk menyelamatkan nyawa pasien, dan direncanakan akan dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, disebabkan RSUD Simeulue, tidak memiliki serum anti bisa ular yang tidak diketahui jenis ularnya.
Terkait belum ada serum anti bisa ular tersebut, dijelaskan dr Irwansyah, Dirut RSUD Simeulue, kepada Rakyat Aceh, Rabu (27/9). “Serum anti bisa ular yang mematuk pasien itu, tidak ada sama kita, dan telah rencanakan untuk dirujuk ke Banda Aceh, tapi keluarga pasien keberatan namun segala upaya kita lakukan dengan obat-obatan lain untuk keselamatan pasien”,katanya.
Alasan tidak ada serum anti bisa ular yang mematuk pasien tersebut, Irwansyah menambahkan bahwa stok serum anti bisa ular yang tersedia di RSUD Simeulue itu, merupakan serum anti bisa jenis ular yang hidup diwilayah negara Thailand.
Sedangkan hasil penelitian pihak LIPI bulan Agustus lalu di Kabupaten Simeulue, menyebutkan bahwa jenis ular yang berbisa dan hidup di wilayah daratan Pulau Simeulue belum ditemukan serumnya, bahkan salah seorang personil LIPI itu dipatuk ular.
Namun personil LIPI itu, terpaksa di rujuk ke rumah sakit ke luar daerah, karena serum anti bisa ular yang tersedia di RSUD Simeulue, tidak mampu meredam bisa ular asal Simeulue, sedangkan pasien yang sedang ditangani tersebut saat ditawarkan untuk dirujuk, namun pihak keluarganya keberatannya.
“Sudah dibuktikan oleh LIPI yang meneliti ular di Simeulue, salah seorang anggota LIPI itu dipatuk ular, serum anti ular yang ada tidak mempan, sebab serum yang tersedia itu cocok dan spesifikasi bisa ular yang hidup di negara Thailand, jadi belum ada serum anti bisa ular yang hidup di Simeulue. “, imbuhnya.
Menurut Meri (24), menantu pasien yang ditemui Rakyat Aceh, Rabu (27/9). Rostina bersama suaminya Busman (60), sedang membersihkan kebunnya di pegunungan desa Sital, sekitar 5 kilometer dari rumahnya.
Setelah Rostina dipatuk ular pada bagian betis kaki kiri sekitar 14:00 WIB, dan sempat dua kali tidak sadarkan diri, upaya pengobatan secara tradisional telah dilakukan, namun tidak berhasil sehingga dilarikan ke RSUD Simeulue.
“Setelah dipatuk ular, mertua saya pingsan dua kali, kakinya berwarna biru kehitam-hitaman dan upaya pengobatan di kampung juga sudah dilakukan, semalam kami bawa ke rumah sakit, tapi sampai disini kata dokter tidak ada obatnya, juga dokter minta supaya dirujuk, tapi kami tidak punya uang untuk belanja disana”, katanya. (ahi).