BANDA ACEH (RA) – Seorang pria berusia 30 tahun, asal Indonesia dikabarkan ditembak saat tidur di doorsmeer tempatnya bekerja di kawasan Felda Keratong 2, Muadzam Shah, Rompin, sekitar pukul 12.10 waktu setempat, Rabu (25/10).
Media online Malaysia, myMetro menyebutkan korban bernama Zubir dipastikan meninggal setelah 12 jam dirawat di Hospital Tengku Ampuan Afzan (HTAA), Kuantan.
Ketua Polis Daerah Rompin, Deputi Superintendan Azli Mohd Noor berkata, korban yang mengalami luka di wajah dan kepala. Ia dirujuk ke Hospital Muadzam Shah sebelum dipindahkan ke HTAA untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
“Mangsa disahkan meninggal dunia pada 12 tengah hari tadi, ketika mendapatkan rawatan,” jelas Azli seperti dilansir hmetro.com.my
*Dipastikan Warga Aceh Jaya
Berdasarkan informasi dari perkumpulan warga Aceh yang berada di Malaysia, dipastikan korban bernama lengkap Muhammad Zubir, warga Lamno, Kabupaten Aceh Jaya. Jenazah korban penembakan masih berada di rumah sakit di Kuantan dan dalam pengawalan ketat aparat kepolisian Diraja Malaysia.
Sementara keluarga korban di Aceh yang mendapat informasi musibah tersebut dilanda kepanikan. Apalagi informasi yang diterima simpang siur, bahkan keluarga mendapat telpon dari pihak yang mengatasnamakan Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia yang meminta uang untuk penebusan jenazah di rumah sakit dan biaya pemulangan sebesar 1600 RM.
Di tengah kondisi tersebut, keluarga korban melaporkan hal ini kepada anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau Haji Uma untuk membantu menelusuri informasi sebenarnya terkait kondisi korban dan kebenaran adanya pihak tertentu yang mengatasnamakan Kedutaan Indonesia di Malaysia.
Atas laporan dan permintaan bantuan dari pihak keluarga korban, Haji Uma melakukan upaya komunikasi dengan Ketua Group Kesatuan Aneuk Naggroe Aceh (KANA) dan Forum Persatuan Pemuda Aceh serta masyarakat Aceh Perantauan di Malaysia.
Dari hasil penelusuran, Haji Uma membenarkan adanya penembakan yang menewaskan Muhammad Zubir (30) asal Lamno, Aceh Jaya. Bahkan kasus ini turut diberitakan media asal Malaysia, Harian Metro edisi 25 Oktober 2017.
“Warga Aceh di sana sudah mengutus Tgk Amir, seorang warga Aceh di Kelantan untuk menjenguk, namun saat ini belum di izinkan oleh kepolisian di sana”, ujar Haji Uma.
Haji Uma memohon pihak keluarga di Aceh untuk tenang dan tidak menanggapi pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan Kedutaan di Malaysia terkait biaya tebus dan pemulangan jenazah. Haji Uma menyatakan saat ini dirinya sedang berkomunikasi dengan adik korban di Aceh dan adik korban yang di Malaysia.
“Kita berharap segera ada kejelasan dari hasil penyidikan polisi di sana dan segala proses untuk pemulangan jenazah berjalan lancar serta dalam waktu sesegara mungkin,” tutup Haji Uma.(mai)