LANGSA (RA) – Bentuk keseriusan program kali bersih Pemko Langsa, Wakil Walikota Dr Marzuki Hamid memimpin langsung pelaksanaan program dengan ikut masuk ke parit membersihkan sungai dan saluran induk dalam wilayah Langsa.
Program kali bersih tahap awal dilaksanakan, sejak kemarin (4/11), membersihkan saluran induk Gampong Karang Anyar hingga Gampong Paya Bujuk Seulemak, Kecamatan Langsa Baroe.
Kegiatan melibatkan sekitar 200 personel terdiri dari BPBD Langsa, Dinas Lingkungan Hidup, TNI Kodim 0104 Aceh Timur, Polres Langsa, Pramuka, Mapala, Tagana, masyarakat Gampong Karang Anyar, Pondok Kelapa serta Paya Bujuk Seulemak.
Dr Marzuki Hamid, mengatakan program kali bersih juga sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai maupun disaluran induk (parit).
“Sungai dan saluran induk bukan tong sampah. Masyarakat diimbau tidak membuang sampah di tempat tersebut, buanglah sampah pada tempatnya karena nanti sampah-sampah itu akan diambil oleh petugas kebersihan,” ujar Marzuki Hamid, Minggu (5/11).
Disebutkan juga, laut, sungai dan parit sebagai sumber penghidupan mahkluk hidup, bukanlah tempat pembuangan sampah. Karenanya, kepada masyarakat diharapkan untuk menyadari ini dan tidak membuang sampah apapun dalam parit atau alur sungai yang akhirnya bermuara ke laut lepas.
Dijelaskannya, ancaman sampah terhadap negeri ini sudah sangat memprihatinkan, terutama sampah plastik atau sampah lainnya, tidak bisa terurai alam.
Bahkan akibat dari pencemaran sampah tersebut, baik dalam laut, sungai maupun parit telah mengancam kelangsungan hidup mahkluk di muka bumi, tanpa terkecuali manusia itu sendiri.
“Hasil penelitian Gorgia University tahun 2015 lalu, laut Indonesia sudah tercemar dengan tumpukan sampah plastic sebanyak 187 juta ton mengendap di dasar laut.
Angka ini memposisikan laut Indonesia berada pada peringkat 2 dunia lautnya tercemar dengan peringkat 1 dipegang oleh Cina yang tercemar lautnya sebanyak 262 juta ton sampah di dasar laut,” sebut Marzuki.
Lanjutnya, bila tahun 2015 lalu sudah mencapai 187 juta ton sampah plastik dalam laut Indonesia, berapa ton yang sudah bertambah saat ini.
“Karenanya, bila ini tidak segera dihentikan dan masyarakat tidak sadar dengan perilaku membuang sampah dalam alur sungai atau parit yang akhirnya bermuara pada laut, maka kehidupan manusia akan terancam, terutama dalam hal sumber pangan kelautan,” tutupnya. (ray/dai/min)