Menu

Mode Gelap
Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Gagal Melesat ke Posisi 2 Aiyub Abbas Percayakan Estafet Bangun Pidie Jaya Pada Said Mulyadi Kasus Dugaan Penyiraman Cabai di Aceh Barat Berakhir Damai Belum Penuhi Janji, Masyarakat Desa Karieng Kecewa Kepada Kajari Bireuen Ramai Kombatan GAM di Aceh Barat Condong Mendukung Hakam-Ayi 

POLITIKA · 26 Nov 2017 07:39 WIB ·

Golkar Harus Memilih: Merelakan Setya Novanto atau Melawan Rakyat


 Setya Novanto saat menjalani pemeriksaan di KPK (Dery Ridwansah/JawaPos.com) Perbesar

Setya Novanto saat menjalani pemeriksaan di KPK (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

Harianrakyataceh.com – Partai Golkar saat ini dinilai seperti dalam kondisi buah simalakama atau serba salah. Pasalnya Golkar harus memilih, merelakan etua umumnya Setya Novanto yang sudah ditahan KPK karena menjadi tersangka kasus korupsi e-KTP. Atau Partai Golkar melawan rakyat.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, sikap Golkar yang masih mempertahankan Setya Novanto sebagai ketua umum dan ketua DPR saat ini sama saja dengan sikap melawan kehendak rakyat.

“Saya kira kita semua tahu, bahwa rakyat hari ini menginginkan Setya Novanto mundur dari posisinya sebagai ketum Golkar dan ketua DPR. Pemberitaan tentang Setya Novanto akhir-akhir ini bagaikan sinetron berseri yang tak ada habis-habisnya,” kata Ujang, Minggu (25/11).

Ilustrasi

Ilustrasi (Dok.JawaPos.com)

Dia menambahkan, pemberitaan tersebut bukan mengangkat popularitas Partai Golkar. Sebaliknya, merupakan kampanye hitam gratis bagi partai berlambang pohon beringin tersebut.

Menurut Ujang, situasi ini juga menyadari bahwa Novanto masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan kekuasaannya. “Novanto mugkin saja memegang kartu AS di Internal Golkar, tapi menurut saya dia lebih elok dan negarawan jika rela melepas jabatan yang melekat pada dirinya,” ujar dia.

Novanto harus menyadari, kasus hukum yang dihadapinya saat ini membuat citra dan elektabilitas Partai yang dipimpinnya menjadi merosot. Bahkan, kata Ujang, Novanto harus tahu bahwa DPR juga di mata masyarakat bagaikan lembaga legislatif yang tidak lagi mewakili suara rakyat.

“Itu semua karena kasus hukum Novanto saat ini,” tegas Ujang.

Untuk itu, menurut Ujang Partai Golkar harus memilih, mempertahankan Novanto atau melawan rakyat. Jika tetap mempertahankan Novanto, kata Ujang, konsekuensinya Golkar akan mendapat hukuman dari rakyat di Pilkada dan Pilpres nanti.

“Golkar akan dihukum rakyat dengan tidak dipilihnya Golkar di Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019 nanti jika masih mempertahankan Novanto,” tutup Ujang.

(cr2/JPC)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Panwaslih Kota Langsa Ingatkan Anggota Dewan, Ikut Kampanye, Wajib Cuti

12 October 2024 - 21:24 WIB

Salim Fakhry: Tak Ada Alasan Lagi untuk Tak Mendukung Om Bus dan Syech Fadhil

12 October 2024 - 19:12 WIB

Pj Bupati Iswanto Ikuti Zikir dan Doa Bersama untuk Pilkada Damai Aceh Besar

12 October 2024 - 18:05 WIB

Tausiah di Darul Kamal, Tgk Musannif Soroti Peran Pemerintah dalam 7 Fungsi Masjid

12 October 2024 - 11:01 WIB

Diduga Langgar Aturan Kampanye, Fadhil Rahmi Dilaporkan ke Panwaslih Aceh

11 October 2024 - 21:01 WIB

Calon Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah Mengenang Sejarah Keuchik Leumiek

11 October 2024 - 19:58 WIB

Trending di POLITIKA