Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

INTERNASIONAL · 21 Jan 2018 07:42 WIB ·

Pemerintah AS Tutup


 Presiden AS Donald Trump (Reuters) Perbesar

Presiden AS Donald Trump (Reuters)

WASHINGTON (RA) – Tak seorang pun tahu berapa lama pemerintahan AS bakal ’’membeku’’ akibat shutdown ini. Pada 2013, shutdown berlangsung selama 16 hari.

Kondisi tersebut pernah bertahan lebih lama. Yakni, 27 hari pada Desember 1995–Januari 1996. Semua bergantung deal antara Demokrat dan Republik. Yang jelas, dampaknya cukup besar.

’’Itu (shutdown, Red) mengakibatkan dampak langsung dan tidak langsung pada perekonomian AS,’’ terang ekonom senior di Standard and Poor’s Beth Ann Bovino kepada Al Jazeera.

Dampak langsung yang dirasakan adalah penurunan produktivitas. Ratusan ribu pegawai pemerintah bakal dirumahkan. Efek tersebut memang belum terasa sekarang karena masih libur akhir pekan.

Menurut Bovino, pemasukan dari sektor pariwisawa juga bakal menurun. Itu konsekuensi dari tutupnya tempat-tempat publik yang dikelola pemerintah. Misalnya, museum, kebun binatang, dan taman nasional.

Lomba lari yang rencananya diselenggarakan di Cuyahoga Valley National Park akhir pekan ini mungkin juga ditunda. ’’Kami berharap sedapat-dapatnya taman tersebut tetap bisa diakses,’’ ujar salah seorang ranger Cuyahoga Valley National Park Jennie Vasarhelyi.

Presiden AS Donald Trump sempat mencuit melalui akun Twitter miliknya bahwa shutdown berdampak luar biasa pada militer AS.

Namun, beberapa media menyebut Trump terlalu berlebihan. Berdasar memo yang dirilis Wakil Menteri Pertahanan Patrick M. Shanahan diketahui bahwa operasi militer AS di Afghanistan, Iraq, dan Syria tetap berlangsung.

’’Kami harus melanjutkan banyak operasi penting lainnya untuk keselamatan hidup manusia,’’ tulis Patrick sebagaimana dilansir The New York Times.

Menteri Pertahanan Jim Mattis memperkirakan, 50 persen pegawai di bawah naungan kementeriannya akan dirumahkan. Pengumpulan informasi intelijen yang dirasa tidak terlalu mendesak dan penting untuk keamanan nasional dihentikan lebih dulu.

Tunjangan USD 100 ribu (Rp 1,3 miliar) untuk keluarga anggota militer yang tewas sementara ini juga tidak bisa diberikan. Biasanya, uang itu diberikan untuk biaya pemakaman.

’’Kapal dan kapal selam tetap di laut, pesawat kami akan terus terbang dan para prajurit terus memerangi teroris di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan,’’ begitu bunyi memo yang ditandatangani Jim Mattis.

Untuk urusan sampah, pemerintah AS belajar dari shutdown 2013. Anggaran pemerintah Kota Washinton DC, misalnya, memang ikut dibekukan karena terkait dengan pemerintah federal. Meski begitu, mereka punya solusi.

Direktur Kantor Manajemen Kinerja dan Anggaran Washinton DC Jenny Reed menyampaikan, pihaknya bisa mengakses pendapatan pajak lokal. ’’Dengan begitu layanan dasar seperti pengambilan sampah tetap bisa berjalan,’’ katanya. (sha/c22/pri/jpnn)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

DK PBB Akhirnya Sepakati Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

27 March 2024 - 13:58 WIB

Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhirnya Disahkan oleh Dewan Keamanan PBB, AS Pilih Abstain

26 March 2024 - 14:13 WIB

Biadab! Tak Kapok Dikecam, Israel Kini Lancarkan Operasi Militer Baru di Khan Younis, Gaza selatan

25 March 2024 - 14:21 WIB

Pj Gubernur Bustami Minta Panita Besar Wilayah Aceh Pacu Persiapan PON

16 March 2024 - 16:48 WIB

20 Warga Palestina Tewas, 155 Luka-luka Akibat Ditembaki Tentara Israel saat Menunggu Bantuan di Jalur Gaza

15 March 2024 - 14:42 WIB

520.000 Warga Zionis Israel Tercatat Menderita Gangguan Mental Sejak 7 Oktober

14 March 2024 - 14:13 WIB

Trending di INTERNASIONAL