Banda Aceh (RA) – Di langit Aceh, Tia Khairul Nissa tak lagi berpenampilan seksi. Kini ia merasa lebih nyaman. Pramugari Citilink Indonesia itu, sejak pekan lalu mulai berhijab.
Hendrik – Banda Aceh
Tia mengaku dengan berhijab dirinya lebih leluasa, bahkan terbebas dari pandangan ‘nakal’ para penumpang. Selain itu, berhijab memang kewajiban seorang muslimah.
Menurutnya, surat edaran Bupati Aceh Besar Mawardi Ali, tentang himbauan agar para pramugari berpakaian muslimah dan berhijab saat melayani penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar sangat membantu mereka.
“Alhamdulillah, saya merasa ini lebih nyaman dan aman. Karena kalau pakaian terbuka tidak enak,” kata Tia, Rabu (31/1).
Keputusan Bupati Aceh Besar dinilainya tak menjadi beban. Bahkan Tia mengaku sangat mendukung keputusan tersebut.
“Aceh negeri Serambi Mekah, ya saya sangat mendukung dengan aturan itu. Pramugari yang lain juga responnya baik,” sebut Tia. “Tidak keberatan sama sekali, ini hal baik bagi kami.”
Dengan adanya kebijakan itu, sangat membantu kita dalam melayani tamu. Setiap masuk tamu kita mengucapkan salam di awal, lalu dengan penampilan seperti ini, penumpangnya juga lebih ramah lebih menghormati. Misalnya sedikit terbuka kan juga tidak enak, tamu melihat kita berbeda,” katanya.
*Bagikan Hijab Gratis
Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali mengatakan akan terus memantau maskapai. Bila ada maskapai yang tidak indahkan himbauan tersebut, maka akan dibagikan hijab gratis bagi pramugari.
“Bila mereka tidak taati, kita terus berikan surat. Bila tidak indahkan aturan ini, maka akan dibagikan jilbab gratis untuk pramugari bila maskapai tidak mampu belikan jilbab,” sebutnya.
Katanya, sejauh ini semua maskapai menaati himbauan wajib pakaian muslimah dan jilbab bagi pramugari. “Saya tadi ketemu langsung dengan pimpinan maskapai penerbangan di bandara. 1 Febuari, Garuda gunakan hijab, Lion Air tinggal pemesan. Tidak ada persoalan saat ini,” disebutnya. (mai)