Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

UTAMA · 18 Feb 2018 08:15 WIB ·

Mesin Pesawat Ngadat, Alasan Irwandi Mendarat Darurat


 Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menuruni pesawat pesawat Aero Shark miliknya.  FOTO : KAYA ALIM Perbesar

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menuruni pesawat pesawat Aero Shark miliknya. FOTO : KAYA ALIM

BANDA ACEH (RA) – Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menjelaskan insiden yang dialaminya saat terbang dengan pesawat Aero Shark ke Banda Aceh dari Kabupaten Aceh Jaya, pada Sabtu 17 Februari 2018 siang. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Pendopo Gubernur

Dalam kejadian tersebut Gubernur melakukan pendaratan darurat di kawasan pantai Desa Lam Awe, Ujong Pancu, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.

Gubernur menjelaskan, kejadian bermula saat dirinya dalam penerbangan kembali ke Banda Aceh setelah selama tiga hari melakukan kunjungan kerja memeriksa proyek-proyek yang dibiayai APBN di beberapa kabupaten di Aceh.

Saat itu Gubernur sedang terbang pada ketinggian 3500 kaki. Tiba di atas Leupung mendadak mesin pesawat ngadat.

Gubernur menduga mesin ngadat diakibatkan tidak lancarnya suplai bahan bakar.

Saat itu Gubernur mengambil keputusan untuk mendarat darurat di kawasan Leupung. Alasannya, dengan kondisi mesin yang mati, pesawat tidak mungkin mampu mencapai bandara.

“Saya belok ke arah pantai, mau landing darurat di pasir. Tiba-tiba mesin hidup lagi. Ketika hidup saya naik ke 2000 kaki untuk lanjut ke Banda Aceh,” ujar Gubernur.

Namun, sesaat kemudian mesin pesawat kembali mati sehingga Gubernur melapor ke tower untuk melakukan pendaratan darurat.

Proses pendaratan awalnya berjalan mulus. Tapi ketika roda pesawat menyentuh pasir, ban pesawat akhirnya terbenam ke pasir.

“Kemudian terhempas hidungnya. Kena sayap kanan dengan tanah. Patahlah sayapnya. Saya keluar kokpit,” ujar Gubernur.

Sesaat kemudian, lanjut Gubernur datang sebuah boat dari laut untuk menolong. “Kemudian bersama tukang boat saya seret sedikit pesawat ke darat,” ujar Irwandi.

Gubernur mengakui, sebelum terbang tidak ada tanda-tanda pesawat mengalami gangguan mesin. Pesawat tersebut, kata Gubernur, akan dikirim ke pabriknya untuk proses perbaikan.

Gubernur juga menjelaskan, pesawat tersebut sebenarnya dilengkapi parasut. Namun karena melihat ada lokasi pantai yang landai Gubernur memutuskan tidak mengembangkan parasut.

Alasannya, jika parasut dikembangkan, dikhawatirkan pesawat akan terbawa angin ke arah laut, atau bisa tersangkut di bangunan rumah warga. Soal perbaikan pesawat, kata Gubernur seluruh biayanya akan ditanggung pabrik.

Sementara itu, Muhammad Nasrun yang merupakan guru terbang Gubernur Aceh yang hadir dalam konferensi pers tersebut, mengatakan keputusan Gubernur melakukan pendaratan darurat di pantai sudah tepat.

“Keputusan landing emergency sudah sangat profesional,” ujar mantan pilot pesawat tempur tersebut.

Ia mengatakan, sesuai perhitungan jarak antara posisi pesawat dengan bandara Lanud SIM maka tidak mungkin pesawat bisa mencapai bandara dalam kondisi mesin mati. (ra)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Walau Dijaga Ketat Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Terus Kabur

18 April 2024 - 14:42 WIB

Sopir Lupa Tarik Rem Tangan, Truk Meluncur di Jalan Tol

18 April 2024 - 14:36 WIB

Polres Nagan Raya Gelar Patroli Gabungan untuk Tertibkan Tambang Ilegal

18 April 2024 - 10:55 WIB

Hari pertama kerja usai libur Lebaran, 34 ASN Pemkot Banda Aceh alpa

17 April 2024 - 16:02 WIB

Haji Uma Belum Putuskan Maju di Pilkada Mendatang

17 April 2024 - 15:40 WIB

Dubai Banjir Bandang Parah! Ilmuan Sebut Penyebabnya karena Ini

17 April 2024 - 14:52 WIB

Trending di INTERNASIONAL