SUBULUSSALAM (RA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tahun 2017 angka kemiskinan di Kota Subulussalam mengalami peningkatan 0,14 poin persen atau 450 jiwa dari tahun sebelumnya.
Menanggapi kenaikan angka kemiskinan tersebut, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Kota Subulussalam, Edi Sahputra Bako menyebut bahwa pemerintah dibawah kepemimpinan H. Merah Sakti bisa dikatakan gagal dalam mensejahterakan rakyat ” buktinya, BPS telah mencatat angka kemiskinan naik.
Di tahun 2016 angka kemiskinan 14,990 jiwa atau 19,57 persen, sedangkan tahun 2017 naik menjadi 15,440 jiwa atau 19,71 persen ” kata Edi melalui siaran persnya yang diterima Rakyat Aceh, Senin (5/3).
Menurut Edi, terjadi kenaikan angka kemiskinan itu akibat program dan kebijakan Pemerintah dinilai banyak tidak tepat sasaran sehingga menimbulkan angka kemiskinan semakin tinggi di Negeri Sada Kata itu ” Bayangkan berdasarkan data real BPS angka kemiskinan hampir setiap tahun meningkat, Indeks Pembangunan Manusia kita diurutan terbawah se aceh, ditambah lagi keuangan daerah yang devisit sampai 70 Miliar.
Nah, dari sisi mana kita bisa mengatakan keberhasilan Merah Sakti dalam memimpin Kota Subulussalam, ketika kemiskinan merajalela, kebodohan terpelihara dan utang membengkak ” ujarnya.
Edi menambahkan, Merah Sakti sudah hampir sepuluh tahun memimpin tetapi wujud dari cita-cita terbentuknya daerah otonom ini yaitu kesejahteraan masih jauh dari harapan masyarakat, dan hal itu menunjukkan kegagalan dalam memimpin.
” Merah Sakti jangan tutup mata. Hal ini menjadi bahan penting bagi pemerintah mengevaluasi seluruh kebijakan dan program diterapkan. Apakah uang rakyat begitu besar sudah tepat sasaran penggunaannya atau tidak, sehingga penggunaan uang rakyat tidak terkesan asal habis dan menguntungkan pihak pejabat saja ” tutupnya (lim).