Harianrakyataceh.com – Pemerintah Syria dan sekutunya Rusia menyalahkan Israel atas serangan mematikan di bandara militer Syria. Serangan yang terjadi pada Senin, (9/4), menghantam pangkalan udara Tiyas, yang dikenal sebagai T4, dekat Kota Homs.
Dalam insiden tersebut, seorang pengamat mengatakan, sebanyak 14 orang tewas. Israel hingga saat ini belum berkomentar. Syria awalnya menyalahkan AS atas ledakan itu.
Insiden itu terjadi di tengah peringatan internasional atas dugaan serangan kimia terhadap kota yang dikuasai pemberontak Syria. Menanggapi hal tersebut, AS dan Prancis memberi ancaman atas adanya dugaan serangan kimia tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, serangan kimia di Douma, di wilayah Ghouta Timur yang diduga dilakukan oleh Presiden Syria Bashar Al Assad merupakan hal yang keji. Dia juga menyebut Assad dengan sebutan ‘binatang’.
Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, tuduhan Assad berada di balik serangan itu adalah provokasi. Moskow mendukung penyelidikan atas insiden-insiden semacam itu, tetapi menentang tuduhan tanpa bukti.
Kepala Organisasi Larangan Senjata Kimia, Ahmet Uzumcu menyatakan keprihatinan serius tentang serangan yang dituduhkan. “Kami saat ini sedang mengumpulkan informasi tentang kemungkinan penggunaan senjata kimia,” katanya seperti dilansir BBC, Senin, (9/4).
Kantor berita Pemerintah Syria, Sana yang mengutip sumber militer, melaporkan pertahanan udara telah menangkis serangan rudal Israel di T4. Rudal-rudal itu ditembakkan oleh Jet F15 Israel di wilayah udara Lebanon.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, ada delapan rudal. Lima ditembak jatuh dan tiga mencapai bagian barat bandara.
Israel jarang mengakui kalau mereka melakukan penyerangan. Namun mereka telah mengakui menyerang sasaran di Syria puluhan kali sejak 2012.
Serangan udara terberatnya di Syria yaitu pada Februari tahun ini, termasuk menargetkan pangkalan udara T4. Israel mengatakan, tidak akan mengizinkan Iran, musuh bebuyutannya, untuk mendirikan pangkalan di Syria atau beroperasi dari sana. Ini dianggap Israel sebagai ancaman besar.
Militer Israel mengatakan, Iran dan Garda Revolusinya telah lama aktif di basis T4, dan menggunakannya untuk mentransfer senjata, termasuk ke kelompok militan Syiah Lebanon Hizbullah, musuh Israel. Mereka juga mengatakan pesawat tak berawak itu diluncurkan dari pangkalan.
Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Syria mengatakan, Iran membangun basis di Syria. Itu berarti orang Iran atau anggota milisi Syiah yang didukung Iran, termasuk di antara 14 orang yang tewas di pangkalan itu.
(iml/trz/JPC)