Menu

Mode Gelap
Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Gagal Melesat ke Posisi 2 Aiyub Abbas Percayakan Estafet Bangun Pidie Jaya Pada Said Mulyadi Kasus Dugaan Penyiraman Cabai di Aceh Barat Berakhir Damai Belum Penuhi Janji, Masyarakat Desa Karieng Kecewa Kepada Kajari Bireuen Ramai Kombatan GAM di Aceh Barat Condong Mendukung Hakam-Ayi 

DAERAH · 12 Apr 2018 06:50 WIB ·

Selesai 2020, Aliri Ribuan Ha Sawah Tadah Hujan Irigasi Mon Seuke Pulot Butuh RP 250 miliar


 TINJAU IRIGASI: Bupati Bireuen H Saifannur meninjau bendungan irigasi Mon Seuke Pulot, Desa Pante Karya Peusangan Siblah Krueng, Selasa (10/4). 
RAKYAT ACEH/RAHMAT HIDAYAT Perbesar

TINJAU IRIGASI: Bupati Bireuen H Saifannur meninjau bendungan irigasi Mon Seuke Pulot, Desa Pante Karya Peusangan Siblah Krueng, Selasa (10/4). RAKYAT ACEH/RAHMAT HIDAYAT

QuoteBupati Bireuen H Saifannur, S.Sos:
“Hari ini bangunan fisik bendungan irigasi Mon Seuke Pulot sudah 30 persen, sudah lama tidak siap karena dana dikasih kecil-kecil. Tahun depan tidak boleh lagi, minimal Rp 20-25 miliar atau diselesaikan dengan multiyears. Tahun 2020 bisa dimanfaatkan masyarakat”

BIREUEN (RA) – Pembangunan jaringan irigasi Mon Seuke Pulot di Desa Pante Karya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, diupayakan tuntas tahun 2020.
Dengan selesainya irigasi diharapkan dapat mengaliri ribuan areal sawah petani yang sejak era tahun 80 – an silam masih tadah hujan.

“Hari ini bangunan fisik bendungan irigasi Mon Seuke Pulot sudah 30 persen, sudah lama tidak siap karena dana dikasih kecil-kecil. Tahun depan tidak boleh lagi, minimal Rp 20-25 miliar atau diselesaikan dengan multiyears. Tahun 2020 bisa dimanfaatkan masyarakat,” tegas Bupati Bireuen H Saifannur, S.Sos.

Dikatakan Bupati, panjang jaringan irigasi total 13,6 Km dan untuk menuntaskan pembangunan butuh dana Rp220-250 miliar lagi. Bireuen memiliki luas sawah 26 ribu hektare dan dapat mendukung tercapainya swasembada pangan tidak bergantung lagi ke daerah luar, ekonomi masyarakat dapat berkembang.

Untuk lokasi penampungan air juga butuh pembebasan lahan mencapai 34 hektare dan bertahap setelah jaringan irigasi semua siap juga dibangun pasangan batu untuk pengalihan aliran sungai ke dalam bendungan irigasi.

Dalam kesempatan itu Bupati mengimbau kepada masyarakat petani di Bireuen, setelah panen padi agar jangan dijual agar ada persediaan padi atau beras dirumah. Hal itu karena habis panen padi 2018 ini, jaringan irigasi Pante Lhong juga direhab total butuh waktu sampai enam bulan.

“Untuk pelaksanaan rehab total saluran pembawa, induk Pante Lhong butuh anggaran Rp90 sampai Rp100 miliar,” pungkas H Saifannur,S.Sos dihadapan pejabat dan tokoh masyarakat.

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Fadli, ST seperti data diperoleh dari pengumuman paket pekerjaan dinas pengairan Aceh ada 47 paket untuk Bireuen. Paket dengan anggaran besar seperti pembangunan jaringan irigasi suplesi daerah irigasi Nalan tahap Rp13 miliar, jaringan irigasi Di Mon Seuke Pulot Rp24.5 miliar.

Pembangunan jaringan DI Alue Geureutut Rp18 miliar, jaringan irigasi DI Aneuk Gajah Rheut Rp35 miliar. Pembangunan embung Paya Kareung tahap Rp19,6 miliar, pembangunan Jetty Peudada Rp10 miliar, jetty Kuala TPI Seunebok Peulimbang Rp12 miliar. (rah/min)

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Jumat Berkah, Satlantas Abdya Bagi Sembako

11 October 2024 - 14:40 WIB

Pembangunan Proyek PLTA Peusangan 1 dan 2 di Aceh Tengah Sudah 97 Persen

11 October 2024 - 09:31 WIB

Aplikasi SISPAMPRO yang Digagas Kadis PUPR Bireuen Dapat Dukungan Berbagai Pihak

10 October 2024 - 16:37 WIB

Sempat Janji Usut Tuntas, Kasus PNPM di Kecamatan Lain Bukan Lagi Prioritas Kajari Bireuen

9 October 2024 - 16:22 WIB

Satlantas Abdya Tangkap Pelaku Tabrak Lari

9 October 2024 - 14:54 WIB

Kadis PUPR Bireuen Gagas Aplikasi SISPAMPRO

9 October 2024 - 12:01 WIB

Trending di DAERAH