Lagi, Pemuda Palestina Tewas Di Tepi Barat

Delapan negara di Eropa memilih untuk menentang keputusan Israel yang berencana akan menghancurkan desa-desa di Tepi Barat, Palestina (Anadolu)

HARIANRAKYATACEH.COM – Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, warga Palestina kembali ditembak tentara-tentara Israel di Desa Nabi Saleh, sebelah utara Ramallah, seperti dilansir media Anadolu Agency, kemarin. Tidak disebutkan identitas warga Palestina itu.

Namun seorang warga setem­pat mengatakan kepada Anadolu Agency, pemuda bernama Ezz al-Tamimi tersebut terluka set­elah sebuah peluru yang dilepas­kan tentara Israel mengenai bagian dadanya, saat bentrokan terjadi di desa tersebut. Usia pemuda Palestina tersebut 21 tahun. Dia meninggal tak lama kemudian akibat luka tembak yang dialaminya.

Warga setempat, Bassel Tamim mengatakan, bentrokan itu terjadi ketika pasukan Israel menyerbu desa tersebut pada pagi hari waktu setempat untuk menangkap warga Palestina yang “diburu”.

Sejauh ini belum ada komen­tar dari militer Israel mengenai kematian warga Palestina itu. Militer Israel kerap melakukan operasi penangkapan di wilayah Tepi Barat dengan dalih mencari warga Palestina yang “diburu”.

Ketegangan di wilayah-wilayah Palestina meningkat sejak Amerika Serikat memind­ahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei lalu. Sejak Maret lalu, setidaknya 123 warga Palestina telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat tembakan pasukan Israel dalam bentrokan yang terjadi saat aksi-aksi demo di wilayah Jalur Gaza.

Sebelumnya, seorang perawat muda Palestina ditembak mati pasukan militer Israel saat ben­trokan dengan para demonstran di dekat perbatasan di Jalur Gaza. Perempuan muda tersebut tertembak saat sedang bertugas menangani para demonstran Palestina yang terluka.

Menurut sumber-sumber me­dis Palestina seperti diberitakan kantor berita Palestine al-Yawm dan dilansir media Press TV, Sabtu (2/6) lalu, Razan Ashraf al-Najjar sedang menangani para demonstran Palestina yang ter­luka di timur Khan Yunis, yang berlokasi sekitar 25 kilometer selatan Kota Gaza.

Saat itulah, pasukan Israel me­lepaskan tembakan membabi-buta ke sekelompok demonstran dan mengenai perawat berumur 21 ta­hun tersebut. Najjar terluka parah akibat tembakan tersebut dan tak lama kemudian meninggal.

Sejak aksi demo besar-besaran terjadi di Jalur Gaza pada 30 Maret lalu. Sebanyak 14 anak-anak dilaporkan turut menjadi korban tewas penembakan Israel tersebut. Sekitar 13.300 warga Palestina lainnya mengalami luka-luka, yang sekitar 300 orang di antaranya saat ini dalam kondisi kritis.

Pada 17 Mei lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Ca­vusoglu mencetuskan, rezim Israel harus diajukan ke Mah­kamah Kejahatan Internasional (ICC) atas pembantaian di Gaza tersebut.

“Israel harus dibawa ke Mahkamah Kejahatan Internasional atas pembunuhan warga Palestina. Dikarenakan pihak ketiga tak bisa melakukannya, Palestina perlu memulai ini,” tegasnya. ***