JANTHO (RA) – Sedikitnya 210 santri pasantren terpadu Assalam Solidarity Islamic Boarding School Aceh Besar alami keracunan. 86 santri terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Satelit Indrapuri, Aceh Besar, Rabu (1/8).
Tim medis bekerja ekstra menanggani pasien yang jalani perawatan intensif di ruang khusus laki-laki dan perempuan. Terlihat pula, puluhan keluarga sesaki ruang rawat menemani para santri.
Hingga berita ini diturunkan, petugas belum mengetahui pasti penyebab keracunan. Namun keluhan para santri terjadi usai sarapan di pesantren Jantho tersebut.
“Pada pagi hari, kami semua makan nasi dengan mengunakan lauk ikan tongkol. Setelah itu, semuanya berkumpul di masjid pesantren, tiba-tiba perut saya mual dan keluar muntah,” kata M Aska, seorang santri yang dirawat.
Selanjutnya Aska tidak sadarkan diri. “Saya sadar setelah tiba di sini (rumah sakit), melihat juga ada kawan saya. Saya tanya sama abang saya di samping, katanya saya keracunan.”
Dokter piket RSUD Aceh Besar, dr Andalus mengatakan para pasien itu tiba di rumah sakit sekitar pukul 11.30 WIB. Menurutnya, pasien yang dibawa ke IGD RSUD Aceh Besar umumnya mengeluh pusing, muntah, sesak napas, dan gatal-gatal.
“Kemungkinan santri ini keracunan ikan tongkol saat makan pagi tadi, keluhannya sesak napas, muntah, mual dan gatai-gatal,” bebernya.
Kepala Dinas Sosial Aceh Besar, Jafar mengatakan pada pasatren itu dihuni oleh 210 santri. Namun yang alami keracunan 100 santri, sedangkan yang harus mendapatkan perawatan intinsif di rumah sakit Indrapuri sebanyak 60 lebih. Sedangkan lainya hanya di Pukesmas Jantho.
“Hanya santri, tidak ada dewan guru. Mereka keracunan karena ikan tongkol. Saat ini, semuanya lagi mendapat perawatan,” ujarnya.
Kepala RSUD Aceh Besar, Bunaiya Putra menyebutkan sejumlah pasien harus dipasang oksigen akibat sesak nafas dan harus diinfus.
Sebelum dirujuk ke RSUD, sebelumnya para santri sempat dirawat di Puskesmas di Jantho. Sementara itu, Pemerintah Aceh Besar terus mencari tahu penyebab keracunan ini.
Dinas Kesehatan dan BPOM telah mengambil sampel dari makanan yang disantap santri. “Memang ada yang tidak makan ikan tapi tidak keracunan. Namun kita masih mengecek ke laboratorium,” kata Sekda Aceh Besar, Iskandar yang juga berada di RSUD.
Katanya, di pesantren itu ada dua dapur umum satu diantaranya milik Dinsos Aceh Besar. “Dapur umum dikontrakkan pekerjaannya. Menunya mereka tangani. Ada dua dapur, milik dinas dan yayasan,” pungkasnya. (mag-81/mai)