ANKARA – (RA) Gayung bersambut. Arab Saudi mengabulkan permintaan Turki untuk memeriksa kantor konsulatnya di Istanbul. Tujuannya hanya satu. Yakni, mencari jejak Jamal Khashoggi. Jurnalis berkebangsaan Saudi yang tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak 2017 itu raib setelah masuk gedung konsulat pada Selasa (2/10).
“Saya berharap penyelidik bisa mendapatkan petunjuk tentang Khashoggi,” ujar Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Numan Kurtulmus seperti dilansir saluran televisi CNN Turki kemarin, Selasa (9/10). Dia tidak mau berspekulasi soal penyelidikan. Sebab, saat ini proses investigasi masih berlangsung.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengungkapkan, permintaan Ankara untuk menggeledah konsulat Saudi sudah sesuai Konvensi Wina.
Dalam aturan itu tertulis, gedung konsulat boleh digeledah. Asalkan, penggeledahan dilakukan sesuai prosedur. Juga, yang terpenting, sepengetahuan negara yang bersangkutan.
“Semua dilakukan demi mendukung penyelidikan,” ungkap Aksoy seperti dilansir Reuters.
Kemarin Turki belum menyebutkan tanggal penyelidikan. Namun, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji segera melakukan investigasi.
Terkait dengan permintaan Turki itu, sulit memang bagi Saudi menolaknya. Apalagi, sejak berita tentang raibnya Khashoggi tersebar luas, sejumlah negara mengecam Riyadh.
Termasuk, AS. Presiden Donald Trump prihatin mendengar kabar hilangnya Khashoggi. Washington mendesak Saudi untuk terbuka soal kasus tersebut.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini sependapat dengan Trump. “Kami menginginkan investigasi yang tuntas dan transparan,” tegasnya sebagaimana dikutip Associated Press. Harapan itu juga terlontar dari mulut Juru Bicara Komisi HAM PBB Ravina Shamdasani.
Turki menuding Saudi membunuh Khashoggi. Penyebabnya, mantan pemimpin redaksi Al Watan itu sangat rajin mengkritik pemerintah. Bahkan, setelah dia tidak lagi berada di Saudi, kritik jalan terus.
Tudingan tersebut ditampik Riyadh. Menurut Negeri Petrodolar tersebut, Khashoggi sudah meninggalkan konsulat. Dia pulang sekitar satu jam setelah tiba di kantor perwakilan diplomatik Saudi itu. Namun, Turki mementahkan keterangan tersebut. Sebab, rekaman CCTV tidak mendukung klaim Saudi. (sha/c11/hep)