Quote Ketua DPRA Muharuddin,S.Sos
“Kebutuhan gabah untuk masyarakat Aceh dalam satu tahun tidak sampai 1 juta ton, tetapi faktanya Aceh dapat memproduksi 2 juta lebih padi”
BIREUEN (RA) – Hingga kini masyarakat Aceh masih saja mengosumsi beras impor dari Thailand, padahal setiap tahun surplus dan beras dihasilkan juga bagus.
“Kebutuhan gabah untuk masyarakat Aceh dalam satu tahun tidak sampai 1 juta ton, tetapi faktanya Aceh dapat memproduksi 2 juta lebih padi. Kenapa masyarakat Aceh masih konsumsi beras impor? Padahal setiap tahun suplus,” tukas Ketua DPRA Muharuddin S.Sos, saat menghadiri khanduri treun u blang (kenduri turun ke sawah) di kompleks Makam Raja Jeumpa di Desa Blang Seupeng, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Senin (15/10).
“Ini menjadi PR bagi kita bersama dan juga gabah siap panen agar jangan lagi dikuasai para tengkulak. Yang terjadi sekarang ini beras Aceh dijual ke Medan, lalu kita ambil beras Thailand untuk dikonsumsi,” tandasnya di hadapan Ketua DPRK, Asisten I, Kasdim 0111/Bireuen dan masyarakat berhadir.
“Kita harapkan Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat membuat regulasi sehingga pada akhirnya masyarakat yang ke sawah dapat dibantu. Ini dampak cara dilakukan oleh tengkulak, diawal tanam petani diberi racun, pupuk setelah panen tidak bisa bilang apa-apa jual padi kepada mereka,” ungkap Ketua DPRA.
Pada kesempatan itu dia berharap, Bireuen dapat menjadi pilot projek dalam proses bersawah dan kita kembali ke adat istiadat dan warisan idatu seperti kenduri digelar. Kita kembalikan dengan cara-cara zaman, Aceh dapat menjadi bangsa yang tetap menjaga tradisi, adat istiadat diwariskan indatu.
“Saya memberikan apresi dan berharap khanduri blang ini dan ke depan tetap kita teruskan dan ini juga jadi bagian edukasi pendidikan yang kita wariskan dan dapat diteruskan anak cucu kita. Terimakasih telah mengundang saya yang juga mau ziarah ke makam Raja Jempa dan ke Awe Geutah,” tutur Muharuddin.
Masyarakat petani di Kecamatan Jeumpa khususnya dan Bireuen umumnya diharap agar dapat membangun kekompakan dan menanam padi serentak, bertujuan guna memudahkan dalam pengaturan distribusi air irigasi dan mengatasi serangan hama bagi tanaman padi, sebutnya.
Keuchik Blang Seupeng Khaidir ditanyai Rakyat Aceh menjelaskan, kenduri telah menjadi tradisi setiap menjelang turun ke sawah itu digelar oleh masyarakat 23 desa dalam kemukiman Kuta Jeumpa dan Blang Bladeh, ujarnya. (rah/min)