Harianrakyataceh.com – Keluarga korban pesawat nahas, Lion Air JT-610, ikut diajak berlayar ke perairan Karawang dengan KRI Banda Aceh, Selasa (6/11). Saat berada di deck kapal milik TNI AL itu, mereka tidak kuasa menyimpan kesedihannya. Sebab, anggota keluarga mereka ikut pergi selama-lama saat insiden jatuhya pesawat rute Jakarta-Pangkalpinang tersebut.
Pantauan JawaPos.com, para keluarga korban berdiri di deck KRI Banda Aceh. Sebelum memanjatkan doa, pihak KRI mengajak mereka memutari lautan sebanyak dua kali.
Tiba-tiba KRI Banda Aceh diwarnai dengan suasana haru. Penumpang kapal tersebut memanjatkan doa untuk anak, sahabat, ayah atau ibu yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
Inci Ayorbaba salah satunya. Dia tak henti-henti meratapi kepergiannya suaminya, Paul Ferdinand Ayorbaba, yang ikut dalam penerbangan pagi itu.
“Semoga sampai di surga padaMu ya Tuhan, kami tahu itu yang terbaik buat kami, kami serahkan semua ke tangan-Mu, bantu kami ya Tuhan supaya cepat ditemukan. Bantu para penyelam, bantu yang di RS Polri untuk mudah proses identifikasi,” lirih doa perempuan 33 tahun itu.
Di atas KRI Banda Aceh ini, Inci Ayorbaba ditemani anak, kakak, dan adiknya. Dengan suara serak, warga Jakarta itu menyebut, hingga kini jasad suaminya belum teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Jakarta.
Meski berat, namun Inci berupaya untuk ikhlas. Bahkan agar jenazah suami dapat teridentifikasi, dia mendoakan tim SAR untuk selalu diberi kesehatan dalam proses evakuasi korban dan bangkai pesawat jenis boeing 737 Max 8.
“Kami tahu kau tidak meninggalkan kami ya Tuhan. Berikan kepada kami kesehatan dan ketabahan. Tolong ya Tuhan,” ucap perempuan berbaju hitam itu sembari menyeka air matanya.
(rdw/JPC)