
BIREUEN (RA) – Satu ekor gajah liar atau kerab disebut poemeurah ditemukan mati dengan kondisi membusuk dibantaran dekat pinggiran aliran sungai berjarak 7 Km dari pusat Desa Pante Peusangan, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, berada dibawah jurang Km 35 lintas Bireuen-Takengon.
Informasi penemuan gajah tersebut disampaikan Keuchik Pante Peusangan Syamsuddin kepada Rakyat Aceh, Kamis (27/12) malam. “Ada seekor gajah mati dengan kondisi sudah mulai membusuk, ditemukan dekat pinggiran sungai Pante Peusangan,” jelasnya.
10 hari sebelumnya, keuchik dan warga saat diperjalanan mau pergi mengukur lahan warga yang mau dijual, melihat ada seekor gajah lagi mandi di sungai, kondisi tubuh kurus mulai nampak struktur tulang. “Terakhir saya lihat gajah itu mandi sendiri disungai dan hari ini dapat informasi ada gajah mati,” ujarnya.
Informasi dari orang mancing ada tercium dari bau lalu dilaporkan ke Keuchik Pante Peusangan Syamsuddin, Kamis (27/12) pukul 18.00 Wib, lalu keuchik dan warga langsung menuju ke lokasi menemukan bangkai gajah mati dekat pinggiran sungai dikawasan Beurawang Alue Bate Plah dekat lokasi rencana eko wisata gajah.
Untuk sementara ini tidak ada gangguan gajah lagi yang mendekat ke pemukiman penduduk seperti awalnya dan harapan pemerintah dapat membangun koridor gajah atau pemisah antara pemukiman kawasan hutan lepas dapat difungsikan sebagai tempat berteduhnya flora dan fauna (ekosistem gajah-red) dan menjadi lokasi eko wisata.
Ketua Umum Forum DAS Krueng Peusangan Suhaimi Hamid kepada Rakyat Aceh, Kamis (27/12) malam paska menerima informasi temuan gajah mati mengatakan informasi diperoleh belum diketahui pasti sebab gajah mati sudah beberapa hari lalu dan kondisi sudah mulai membusuk.
Suhami mengharapkan agar pihak BKSDA dan Polisi segera turun tangan menyelidiki sebab matinya gajah itu apa kena jeratan atau sebab lainnya. Ke dua apabila gajah itu mati karena dibunuh dan diketahui siapa pelakunya ini harus ditindak tegas.
Disamping itu ketua umum FDKP berharap
persoalan koridor satwa ini merupakan masalah sangat urgen dan sangat mendesak diseluruh kawasan yang ada satwa saat ini, dengan terjadi prekmentasi terhadap lahan sawit maka ini yang terjadi.
Kita harapkan kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat harus sesegera mungkin lahirkan koridor satwa, kalau tidak habis satwa kita mati satu-satu. “Hal sangat urgen segera diimplementasi koridor satwa,” imbuh Suhaimi Hamid. (Rahmat Hidayat)