Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

DAERAH · 9 Jan 2019 07:27 WIB ·

Wahana Hiburan Wisata Hutan Kota “Mencekik Leher “


 Wahana Hiburan : Kawasan wisata hutan kota yang sepi pengunjung dihari kerja, Selasa (8/1). Wahana Hiburan ini harganya Mencekik Leher. Rakyat Aceh/Bahtiar Husin Perbesar

Wahana Hiburan : Kawasan wisata hutan kota yang sepi pengunjung dihari kerja, Selasa (8/1). Wahana Hiburan ini harganya Mencekik Leher. Rakyat Aceh/Bahtiar Husin

LANGSA (RA)-Sejumlah pengunjung kawasan wisata Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau taman hutan Kota Langsa, mengeluhkan pemberlakuan tarif pada sejumlah wahana hiburan yang ada dalam kawasan wisata dimaksud. Pasalnya, akibat pemberlakuan tarif tersebut, banyak pengunjung tidak bisa menikmati wahana hiburan karena keterbatasan dana, Selasa (8/1).

Sebagaimana diungkapkan oleh Martonis (30) salah seorang pengunjung wisata hutan kota asal Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur kepada Rakyat Aceh, kemarin. Menurutnya, pemberlakuan tarif pada sejumlah wahana dalam hutan kota sangat memberatkan bagi sebagian pengunjung dengan ekonomi rendah untuk menikmati sarana hiburan.

“Karena masuk dalam kawasan wisata saja kita sudah membayar retribusi sebesar Rp. 5.000 perorangan untuk segala usia, sampai di dalam untuk menikmati wahana hiburan seperti rumah pohon, rumah adat Aceh, flying fox dan bebek dayung kita juga harus mengeluarkan biaya lagi. Bahkan ironinya biayanya pun sangat mahal karena pengutipan perjiwa bukan per wahana seperti bebek dayung dan flying fox,” sebut Martonis.

Dijelaskannya, untuk menikmati liburan keluarga di kawasan wisata hutan Kota Langsa saat ini pengunjung harus mengeluarkan biaya yang lumayan tinggi. Apalagi bila membawa anggota keluarga yang banyak, karena setiap wahana liburan yang dinikmati harus membayar tarif per individu.

Lanjutnya, seperti wahana rumah pohon, pengunjung harus membayar tarif Rp. 2.000 per orang untuk naik dengan limit waktu 10 menit. Begitu juga dengan rumah adat Aceh, pengunjung harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.000 per orang dengan limit waktu 20 menit.

“Untuk dua wahana ini saja pengunjung sudah harus mengeluarkan biaya Rp. 4.000 perorangnya, bayangkan dalam satu keluarga membawa anggotanya yang banyak, untuk menikmati dua wahana ini saja sudah mengeluarkan biaya mencapai besar. Belum lagi dengan wahana lainnya seperti flying fox dan bebek dayung yang harus membayar tarif Rp. 10.000 per orang,” sebut Martonis lagi.

Tambahnya, bila biaya tarif yang mahal seperti ini terus dipertahankan, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat luar Langsa akan enggan untuk datang. Hal ini akan berdampak terhadap berkurangnya jumlah pengunjung, terutama dari kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah yang selama ini telah mengandalkan kawasan wisata hutan kota Langsa sebagai objek wisata favorit yang dikunjungi saat hari libur. (dai/msi)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

BSI Regional Aceh Dorong Penguatan Transaksi Digital Masjid

28 March 2024 - 19:36 WIB

Dampak Cuaca Ekstrem, Petani di Aceh Tamiang Siram Tanaman 2-3 Kali Sehari

28 March 2024 - 06:23 WIB

Polres Bireuen Musnahkan 27,5 Kg Sabu dan 5000 Butir Ekstasi

25 March 2024 - 18:16 WIB

Kapolres Jatmiko Bangunkan Warga Bireuen untuk Sahur

24 March 2024 - 16:56 WIB

Bahron Bakti Diangkat Jadi Sekda Pidie Jaya

22 March 2024 - 15:02 WIB

Berkah Ramadan, BPKH Serahkan Bantuan Bagi Santri MSBS Aceh Besar

20 March 2024 - 21:20 WIB

Trending di DAERAH