BANDA ACEH (RA) – Beberapa hari terakhir, masyarakat mengeluhkan persedian semen Andalas. Bahkan sejumlah toko bangunan di Banda Aceh mulai kehabisan stok.
“Saya sedang mengerjakan pembuatan pagar rumah. Namun saya kewalahan mendapatkan semen Andalas,” ujar seorang warga Lamreung, Aceh Besar, Marzi, Rabu (6/2).
Ia baru mendapatkan semen, setelah berkeliling beberapa toko bangunan di kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh. Selain langka harganyapun lebih mahal.
“Harganya lebih mahal. Persak Rp65.000 rupiah. Saya belinya hari Minggu, sebanyak tiga sak. Sebelumnya saya beli sekitar Rp45.000 persaknya,” ujarnya.
Kelangkaan semen Andalas, merupakan buntut dari menurunnya produksi PT Lafarge Cement Indonesia (LCI). Sayangnya, hingga berita ini diturunkan pihak LCI tidak dapat dihubungi.
Sebelumnya diberitakan, setelah dipulangkannya 51 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok, produksi semen (Andalas) di PT Lafarge Cement Indonesia (LCI), Lhoknga, Aceh Besar menurun.
“Memang berkurang, sekarang kebetulan lagi ada masalah di pabrik (listrik). Tapi kita ada pakai genset,” jelas Communications dan Event Specialist PT Holcim Indonesia Tbk, Faraby Azwany, Selasa (29/1).
Pasokan listrik untuk PT LCI disuport mitra mereka PT Shandong Lincun Power. Namun Dinas Tenaga Kerja Aceh (Disnaker) mendapati 51 pekerja tidak memiliki dokumen lengkap hingga dikeluarkan dari wilayah kerja.
“Produksi ini sedang terjadi kekurangan. Pasokan ke pasar juga agak kurang. Tapi kami terus mencari solusi terbaik untuk kebutuhan pasar,” jelas Faraby.
Menurutnya, PT LCI memproduksi semen pertahun sebanyak 1.6 juta ton. Dikatanya, kondisi power plant yang mati beberapa hari yang lalu, sangat mempengaruhi proses produksi yang mereka kerjakan.
Sedangkan untuk pemakaian listrik perhari untuk beroperasinya perusahaan, dibutuhkan 37-38 mega watt. Pihaknya berharap, operasional pabrik Lhoknga dapat segera kembali normal, agar dapat terus memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
Berharap Segera Dioperasikan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh, Muhammad Raudhi, berharap PT LCI segera dapat mengaktifkan kembali power plant. Dengan begitu, keberadaan semen Andalas di pasar kembali normal.
“Harapannya, Lafarge segera mengoperasikan kembali power plant-nya. Agar proses produksi tidak terganggu. Jadi suplai semen kepada masyarakat bisa terpenuhi kembali,” sebutnya.
Ia juga menjelaskan posisi Disperindag Aceh. Pihaknya hanya bertugas memantau harga (semen) apakah naik atau tidak.
Sedangkan untuk produksi merupakan wilayah perusahaan. Namun pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan PT LCI. Selain itu, kelangkaan tersebut, diakuinya belum ada laporan dari pihak Disperindag tingkat kabupaten/kota. (icm/mai)