TKW Asal Panton Labu Jadi Korban Tabrak Lari di Malaysia

Trimurni Ibrahim (46 tahun), asal Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, menjadi korban tabrak lari saat pulang dari tempatnya bekerja di daerah Ipoh Perak, Malaysia.

BANDA ACEH (RA) – Seorang tenaga kerja wanita (TKW) bersama Trimurni Ibrahim (46 tahun), asal Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, menjadi korban tabrak lari saat pulang dari tempatnya bekerja di daerah Ipoh Perak, Malaysia.

Akibat dari kejadian tabrak lari tersebut, Trimurni Ibrahim mengalami patah kaki dan mengeluh sakit pada rongga dada sehingga sering keluar darah melalui mulutnya. Saat ini korban sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Ipoh Perak, Malaysia.

Pihak rumah sakit ingin melakukan operasi, namun Trimurni Ibrahim dan keluarga di Aceh tidak memiliki biaya untuk proses operasi.

Kabar mengenai Trimurni Ibrahim disampaikan oleh anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman alias Haji Uma kepada sejumlah media, Rabu (13/2/2019).

Haji Uma menjelaskan bahwa dirinya sendiri mengetahui perihal yang menimpa Trimurni dari pihak keluarga, yakni anak korban melalui surat yang ditujukan kepada nya berisi permohonan upaya bantuan bagi orang tuanya.

“Saya mendapat surat berisi laporan kondisi dan permohonan upaya bantuan kepada Trimurni yang mengalami kecelakaan dan berharap agar orang tuanya dapat dipulangkan ke Aceh”, ujar Haji Uma.

Haji Uma juga menuturkan bahwa Trimurni adalah janda tiga anak dan merupakan keluarga miskin. Keberangkatannya ke Malaysia sendiri tidak terlepas oleh praktik penjualan manusia (human trafficking) oleh agen tenaga kerja ilegal dan dipekerjakan pada seorang majikan di Ipoh Perak.

Tidak tahan diperbudak majikannya, Trimurni pun melarikan diri dan untuk bertahan hidup dia mencari kerja baru. Selepas pulang bekerja itulah dirinya mengalami insiden tabrak lari yang mengakibatkan patah kaki dan terus mengeluarkan darah melalui mulutnya.

“Setelah mendapat surat laporan dari keluarga, saya berkoordinasi dengan Abu Saba, Ketua Group KANA di Malaysia untuk mendampingi dan melakukan pengurusan di rumah sakit tempat korban dirawat. Kondisi korban mesti dioperasi dan biayanya lumayan besar, sekitar 4000 RM, ini masih menjadi kendala, ungkap Haji Uma.

Haji Uma melanjutkan diakhir penyampaiannya mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama membantu meringankan musibah yang saat ini dialami oleh Trimurni Ibrahim. Sementara itu terkait pemulangannya ke Aceh, hal ini akan dilihat perkembangan kondisi Trimurni nantinya. (ra)