SUBULUSSALAM (RA) – Resepsi pernikahan anak Wali Kota Subulussalam, H. Merah Sakti, yang digelar di Pendapa selama empat hari, dari Kamis 28 Februari-Minggu 3 Maret 2019 mendapat sorotan tajam dari masyarakat setempat.
Pasalnya, Subulussalam sebagai kota yang menerapkan syariat Islam menjadi umpatan di dunia maya, yang mempersoalkan adanya musik dan joget ala India oleh beberapa orang wanita dan pria yang naik ke pentas. Video joget ala India tersebut pun langsung dibagikan sejumlah pengguna facebook pada malam itu juga. Dalam rekaman video tersebut terlihat enam orang wanita dan tiga orang pria berjoget mirip joget India dan diiringi musik dan lagu india.
Satu lampu sorot mengikuti arah salah seorang perempuan yang jogetnya begitu semangat. Sementara dua lampu disco juga terlihat berada di atas mereka menghiasi pentas.
Tentunya pesta tersebut bertentangan bila berpedoman Surat Instruksi Wali Kota Subulussalam nomor : 188.55/03/2018 tentang keramaian malam hari, setiap Kepala Kampong tidak mengizinkan warganya untuk melaksanakan kegiatan musik (Keyboard) pada malam hari (senin s/d Minggu) kecuali acara yang bersifat umum dan telah mendapat izin tertulis dari pejabat terkait. Sejak keluarnya Instruksi Wali Kota tersebut, sontak kebiasaan keyboard malam hari bagi warga yang melaksanakan pesta pernikahan dan sunat rasul langsung berhenti.
“Kita jadi heran dengan bapak Wali Kota. Dia buat peraturan tidak boleh hiburan keyboard malam. Tapi malam ini dugem pula di pesta anaknya. Gara-gara dia menurun penghasilan kami. Mana peran MPU yang suka menghentikan keyboard main malam. Mungkin kalian takut ya menghentikan keyboard di Pendopo Walkot “ tulis pemilik akun facebook Bintang Bozz sambil melampirkan rekaman video tersebut.
Postingan Bintang Bozz pun di share beberapa pengguna facebook lainnya. Salah seorang yang membagikan postingan tersebut adalah Ardhiyanto Ujung dan menulis tambahan “ Wali Kota dan MPU dengarkan masyarakat mu,“ tulis Ardhiyanto Ujung.
Melalui pesan singkatnya, Ardhiyanto yang diketahui Sekretaris DPW Partai Aceh Subulussalam, menyayangkan sikap Wali Kota yang dinilai tidak etis, karena mengabaikan instruksi yang Ia buat sendiri. Seharusnya, tambah Ardhiyanto, sebagai Wali Kota agar memberikan contoh yang baik bagi masyarakat yang Ia pimpin, sehingga terkesan Instruksi Wali Kota hanya berlaku kepada masyarakat biasa bukan kepada Wali Kota juga,“ujarnya.
Ardhiyanto pun menyarankan kepada Merah Sakti untuk menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat secara terbuka terkait hal itu, karena aturan sudah dilanggar. Alangkah bijaknya bila beliau meminta maaf kepada publik Subulussalam karena khilaf atau sebagainya, karena telah melanggar instruksinya sendiri, saran Ardhiyanto.
Menanggapi hal tersebut, Masyhuri selaku Ketua panitia pelaksanan pesta pernikahan T. Reyfa dengan Refa membantah terkait tuduhan yang dilontarkan kepada Wali Kota Subulussalam. Menurut Masyhuri, aksi joget diiringi musik ala India itu merupakan budaya dari pihak mempelai perempuan yang masih memiliki keturunan India.
Bahkan, kata Masyhuri, yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam, mereka yang naik kepentas dan berjoget semuanya dari pihak perempuan tanpa ada didampingi dari pihak mempelai laki-laki.“ Tidak ada yang kita langgar. Karena besan pak Wali Kota ini asalnya dari India. Makanya mereka naik ke pentas dan berjoget layaknya pesta India, “ tambah Masyhuri.
Menanggapi musik yang menggema, Masyhuri mengaku musik tersebut bukan keyboard melainkan musik compact disc yang mereka bawa dari Medan.“Musik itu bukan berasal dari keyboard, tapi CD yang mereka pasang di type. Yang jelas tidak ada yang kita langgar. Tak ubahnya seperti tarian adat daerah. Tarian adat daerah kan tidak ada larangan dalam instruksi Wali Kota tersebut. Begitu juga dengan besan pak Wali Kota, mereka lakukan tarian daerah mereka,“ tutup Masyhuri. (lim/han)