Harianrakyataceh.com – Kereta Rel Listrik (KRL) relasi Jatinegara-Bogor mengalami anjlok dan menabrak tiang listrik saat melintasi antara stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor. Sebanyak 17 penumpang dikabarkan mengalami luka-luka atas insiden ini.
Belum diketahui pasti penyebab anjloknya kereta. Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat ini sedang berusaha melakukan evakuasi terhadap badan kereta.
Sementara operasional KRL dari Jakarta menuju Bogor terhenti di Stasiun Depok. Kemungkinan kereta listrik tersebut kembali beroperasi normal besok pagi.
KRL anjlok hingga keluar rel. Bahkan KRL sampai terguling (Issak Ramadhani/JawaPos.com)
Sementara itu, bisa dibilang ini bukan kali pertama insiden terkait KRL terjadi di sekitar Stasiun Cilebut.
Pada 21 November 2012, longsor tebing terjadi di antara Stasiun Cilebut dan Bojonggede. Tepatnya di Kampung Babakan Sirna, RT 03/RW 11 Desa Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Longsor tersebut menyebabkan rel kereta api sepanjang kurang lebih 200 meter amblas dan empat tiang listrik aliran atas roboh. Tak hanya itu, 19 rumah warga yang berada persis di bawa tebing rusak akibat longsor tersebut.
Kala itu, PT KAI telah berupaya memperkuat rel di lokasi tersebut dengan memakai cerucuk dan penambahan kerikil. Cerucuk adalah jenis fondasi yang biasanya diaplikasikan di daerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil.
KAI juga telah membangun gorong-gorong, agar aliran air sungai Kalibaru normal dan bebas dari sampah. Namun, peristiwa tersebut berulang.
Pada 15 Agustus 2014, jalur rel Cilebut-Bojong Gede, Bogor kembali longsor. Hal ini sempat membuat perjalanan kereta api listrik (KRL) jurusan Jakarta-Bogor terhenti hingga keesokan harinya.
Kejadian itu bermula dari hujan yang mengguyur wilayah Bogor sejak Jumat, 15 Agustus 2014. Sekitar pukul 18.00 WIB hujan turun deras sehingga Sungai Kalibaru yang tak jauh dari lokasi kejadian meluap.
Banyak sampah yang mengambang di sungai tersebut. Pintu air di sungai pun mampet dan menyebabkan air meluap ke jalan, rumah warga, dan bahu rel.
Derasnya aliran sungai itulah kemudian menggerus tanah di bahu rel yang terdapat di sisi tebing. Sekitar pukul 20.00 WIB, tanah di tebing itu longsor hingga sepanjang 30 meter dan menimbulkan timbunan setinggi 3 meter di sisi rel.
Mengenai sejumlah fakta tersebut, VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa mengatakan akan membicarakan kajian tentang wilayah sekitar rel Cilebut dengan pihak terkait. “(Sejauh ini) belum (dikaji) nanti kita lihat. Kita kan operator, bersama oleh tim keselamatan PT. KAI dan DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) (akan membahasnya),” kata Eva saat dihubungi JawaPos.com, Minggu (10/3).
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Desyinta Nuraini