ACEH TENGAH (RA) – Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, meresmikan tiga proyek listrik dengan masing-masing berkapasitas 150 kV. Prosesi peresmian dilangsungkan di Desa Blang Gele Kecamatan Bebesan, Aceh Tengah, Selasa (9/4) pagi.
Ketiga proyek yang diresmikan Menteri Jonan adalah Gardu Induk (GI) 150 kV Takengon dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Takengon – Bireuen, GI 150 kV Subulussalam dan SUTT 150 kV Sidikalang – Subulussalam. Selanjutnya adalah GI 150 kV Kutacane dan SUTT Berastagi – Kutacane.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan dengan dibangunnya Gardu Induk dan Saluran Udara Tegangan Tinggi di tiga wilayah akan menjadikan Aceh terhindar dari byarpet atau listrik yang keseringan mati secara mendadak.
“Insya Allah kehandalan listrik di Aceh akan menjadi kenyataan dan byarpet akan menjadi kenangan,” kata Nova.
Sebagai partner pemerintah, PLN dinilai sudah bekerja baik. Paska-peresmian gardu induk, Nova yakin pelayanan kelistrikan di Aceh akan semakin baik.
Namun demikian, Nova berharap agar pemerintah bisa mengoptimalkan potensi energi baru dan terbarukan di Aceh yang disebut mencapai 1.155 megawatt. “Kami berharap optimalkan potensi ini. Cepat hadirkan sehingga listrik yang handal bukan lagi sekedar mimpi.”
Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, menyebutkan pemerintah menargetkan akhir tahun nanti, SUTT akan tersambung secara keseluruhan di seluruh Sumatera. Artinya, akan ada jaringan interkoneksi seluruh Sumatera mulai dari Sabang sampai Bandar Lampung. Dengan demikian, nantinya layanan kelistrikan di Pulau Sumatera akan sama seperti di pulau Jawa.
“Apa yang dilakukan pemerintah ini dengan tujuan pelayanan listrik pada masyarakat semakin baik,” kata Menteri Jonan. Ia menyebutkan ke depan pemerintah akan mengupayakan agar tarif listrik tidak naik. Jika ada efesiensi lagi, kata dia, barangkali tarif listrik bisa kembali turun.
Direktur Jenderal Kelistrikan Rida Mulyana, mengatakan, dengan peresmian gardu induk dan SUTT ini, negara akan menghemat sekitar 242 miliar rupiah per tahun. Biaya itu sebelumnya dipakai untuk operasional PLTD atau listrik tenaga diesel.
“Beberapa pembangkit berbasis diesel ditutup yang pastinya akan menurunkan biaya pokok listrik,” kata Rida Mulyana. (ra)