Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

UTAMA · 11 Apr 2019 07:06 WIB ·

Demo Tolak Tambang Berlanjut


 Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh kembali berunjuk rasa di depan Kantor Gubernu Aceh, Rabu (10/4), menolak eksploitasi tambang. (al amin/rakyat aceh) Perbesar

Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh kembali berunjuk rasa di depan Kantor Gubernu Aceh, Rabu (10/4), menolak eksploitasi tambang. (al amin/rakyat aceh)

BANDA ACEH (RA) – Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh kembali melakukan demo menolak eksploitasi tambang di Beutong Ateuh, Nagan Raya dan Pengasing, Aceh Tengah. Kali ini dengan jumlah masa lebih banyak, pantauan Rakyat Aceh di lapangan, jumlah masa mencapai ribuan orang.

Aksi lanjutan tersebut dilakukan dengan tuntutan yang sama, mendesak Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah untuk mencabut izin operasi PT EMM. Melonjaknya jumlah masa yang berdemonstrasi juga didasarkan kekesalan terhadap Nova yang belum juga menemui mereka.

Selain itu, aksi sebelumnya, Selasa (9/4) yang menyebabkan seorang mahasiswa berdarah di bagian kepala, disinyalir menjadi peletup semangat para mahasiswa. Mereka kecewa karena aspirasi mereka direspon oleh pihak keamanan dengan kekerasan.

Bahkan, dalam aksi Rabu (10/4), salah satu poster yang dibentangkan berpesan: “Dear Polisi Satu Goresan 5 Manyam.”

Para mahasiswa bergerak sejak pagi. Jumlah yang membludak memaksa polisi mengalihkan lalu lintas, jalan dari simpang lampu merah masjid Oman, Lampriet hingga lewat kantor gubernur terpaksa ditutup.

Para mahasiswa mulanya berada di luar pagar kantor gubernur, setelah shalat zhuhur mahasiswa mendobrak gerbang pagar dan masuk ke halaman kantor.

Pimpinan organisasi dari berbagai universitas silih berganti menyampaikan orasi. Mereka meminta agar massa tidak terprovokasi sehingga membuat kericuhan. “Hari ini kami ingin aksi damai, sudah cukup teman-teman kami kemarin disakiti. Kami menanti kehadiran Plt Gubernur Aceh,” pekik salah seorang orator.

Di bawah terik matahari yang menyengat, harapan datangnya Plt Gubernur untuk menemui mahasiswa tak kunjung datang, bahkan hingga waktu ashar tiba. Massa yang gerah, tampak saling dorong dengan pihak keamanan, Polisi dan Satpol PP.
“Kalau Bapak Plt gubernur menemui kita. Kita akan membubarkan diri dengan rapi,” sebut pengunjuk rasa lainnya.

Meulaboh Juga Bergerak
Aksi unjuk rasa penolakan tambang ini bukan hanya di ibukota Aceh saja, tapi juga digelar para mahasiswa dari Meulaboh. Ratusan mahasiswa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa untuk Generasi Beutong Ateuh Bangalang (AM-GBAB), menggelar aksi unjukrasa menolak PT. Emas Mineral Murni (EMM) di Simpang Pelor Meulaboh, Rabu (10/4).

Di bawah pengawalan puluhan personel Polres Aceh Barat, selain berorasi, mahasiswa juga membakar ban bekas, membentangkan spanduk tuntutan serta menyanyikan yel-yel perjuangan mahasiswa.

Mereka menolak kehadiran PT. EMM, karena akan banyak berdampak terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Beutong Ateuh Banggala. “Kami tolak PT. EMM, karena banyak masalah yang ditimbulkan,,” kata orator, Fadil Rahmat.

Kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat, menurut mereka akan sangat berdampak bagi orang sekitar, merusak perekonomian di sektor pertanian dan perkebunan serta akan aliran air sungai yang menjadi sumber kehidupan warga sehari-hari.

Selain itu, dampaknya juga akan mencemari hingga ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Meureubo, Aceh Barat, sehingga dampak yang sama, diprediksi bakalan meluas hingga ke Bumi Teuku Umar (Aceh Barat). “Seharusnya pemerintah memperjuangkan kesejahteraan rakyat, dengan tidak memberikan ijin bagi perusahaan yang dapat mengancam kelestarian alam,” ungkapnya.

Nova : Mari Kita Cari Cara Membatalkannya
Sementara itu, Nova Iriansyah dalam keterangannya menyatakan bahwa Pemerintah Aceh bisa memahami penolakan mahasiswa/masyarakat terkait keberadaan PT EMM.

Untuk itu, Pemerintah Aceh mengajak para pihak termasuk perguruan tinggi untuk mencari cara yang efektif dan elegan agar penambangan tersebut bisa dicegah, mengingat izin terhadap penambangan tersebut diterbitkan oleh BKPM, bukan oleh Pemerintah Aceh.

“Gubernur tidak berwenang membatalkan izin tersebut secara sepihak,” kata Nova.
Ia mengajak pihak terkait untuk berpikir bersama dan mencari cara yang paling efektif untuk membatalkan izin tersebut. Di sisi lain, Nova juga menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan adanya korban pada aksi sebelumnya, Selasa (9/4).

“Mari kita cari cara yang paling efektif untuk membatalkannya dan pemikiran untuk itu sangat dibutuhkan dari para pihak termasuk DPR, mahasiswa, perguruan tinggi, dan elemen lainnya,” terangnya. (icm/den/min)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Antisipasi Praktik Curang Penjualan BBM, Polisi Cek Sejumlah SPBU di Gayo Lues

28 March 2024 - 22:25 WIB

Dirlantas Polda Aceh bersama IMBI Bagikan Takjil dan Beras kepada Pengendara

28 March 2024 - 21:06 WIB

Modus Penipuan Catut Namanya Kembali Terjadi, Ini Klarifikasi dan Himbauan Haji Uma

28 March 2024 - 21:00 WIB

Ditlantas Polda Aceh dan IMBI Aceh Bagikan Sembako dan Takjil

28 March 2024 - 19:06 WIB

Kapolda Aceh Perintahkan Jajarannya untuk Tindak SPBU Nakal

28 March 2024 - 17:27 WIB

Kemenhub RI Diingatkan Soal UUPA Dibalik Rencana Pengurangan Bandara Internasional

28 March 2024 - 00:00 WIB

Trending di UTAMA