Sering Begadang, Anggota KPPS Tumbang
CALANG (RA) – Kelelahan dan sering begadang, Zulkifli, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Gampong Dayah Baro, kini harus menjalani rawat inap di RSUD Teumar Calang, Selasa (23/4).
“Dalam pemilu serentak pada tahun ini, saya sangat kelelahan karena setiap malam harus begadang. Dari awal mulai pencoblosan, penghitungan dan hingga rekap hasil suara, harus konsentrasi.
Ini menguras tenaga, hingga saya ‘tumbang,” ujar Zulkifli Anggota KPPS Gampong Dayah Baro, Kepada Rakyat Aceh yang melaksanakan tugasnya di Gampong Dayah Baro Kecamatan Krueng Sabee Aceh Jaya.
Dikatakan anggota KPPS yang bertugas di Gampong Dayah Baro Kecamatan Krueng Sabee Aceh Jaya ini, Pemilu secara serentak untuk pemilihan, DPRK, DPRA, DPR RI, DPD, dan Pilpres, sangat menguras tenaga. “Kami sangat kewalahan, tidak sebanding dengan intensif diberikan.”
Dia tidak bisa membayangkan pada pemilu mendatang, direncanakan hingga pemilihan Bupati/Wakil Bupati serta Gubernur/ Wakil Gubernur, dengan jumlah 7 lembar kertas suara. Dia memperkirakan nantinya lebih banyak yang menolak menjadi anggota KPPS.
Diakuinya, sempat menolak penawaran menjadi anggota KPPS. “Namun karena tidak ada orang lain sehingga tidak dapat berkilah menolak menjadi anggota KPPS,” katanya lagi.
Komisioner KIP Aceh Jaya, Hendri Gunawan Kepada Rakyat Aceh membenarkan, selain Zulkifli ada tiga anggota PPK lainnya harus menjalani perawatan yakni Yusnidar dan dan Sudirman dari Kecamatan Jaya kemudian anggota PPK Teunom Hendri
“Kami juga sedang mendata jika adanya anggota KPPS lainnya yang tumbang. Kini tenaga medis telah mulai bekerja untuk memeriksa tenaga PPK, dan diberikan suplemen vitamin agar tetap sehat dalam bekerja. Ini intruksi Bupati,” pungkasnya.
Total, 133 Petugas Pemilu 2019 Meninggal Dunia
Sekedar informasi, di seluruh Indonesia total ada 133 orang petugas Pemilu meninggal dunia usai menjalankan tugas menyukseskan Pemilu Serentak 2019. Data tersebut, terdiri dari 91 petugas KPPS meninggal dunia.
Sedang untuk anggota Panwaslu, seperti disebutkan anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin, hingga Senin sore tercatat ada 27 orang yang meninggal dunia.
Dari polisi, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, per Senin (22/4) diketahui bahwa anggota Polri yang meninggal dunia saat bertugas mengamankan pemilu berjumlah 15 orang.
Mereka berpulang saat melakukan berbagai kegiatan, dari mengawal kotak suara, distribusi logistik, dan mengamankan tempat pemungutan suara. ”Kami sangat berduka,” ujarnya.
Lima belas personel Polri itu tersebar di sembilan daerah, yakni Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jakarta, dan Sulawesi Selatan.
”Mereka pahlawan demokrasi,” jelas Dedi.
Sementara catatan KPU hingga kemarin sore (22/4), sudah ada 91 jajaran KPU, khususnya penyelenggara ad hoc, yang meninggal setelah pemungutan suara.
Mayoritas di antara mereka adalah anggota KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara). ’’Juga ada 374 orang yang sakit,’’ terang Ketua KPU Arief Budiman di kantor KPU. Mereka tersebar di 20 provinsi. (mag-67/jpg/min)