Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

TEKNOLOGI · 16 May 2019 11:08 WIB ·

Awas Smartphone Disadap, Update WhatsApp Sekarang!


 lustrasi: WhatsApp . ((InkDrop/Shutterstock)) Perbesar

lustrasi: WhatsApp . ((InkDrop/Shutterstock))

Pengguna WhatsApp baru-baru ini dikejutkan dengan kasus kerentanan pada aplikasi tersebut yang dimanfaatkan oleh salah satu spyware dari Israel yang dibuat oleh perusahaan NSO.

Spyware masuk lewat fitur call pada WhatsApp. Akibat yang ditimbulkan bisa sangat parah, di mana penjahat dapat mengambil alih sistem operasi pada Android maupun iOS.

Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC Pratama Persadha mengatakan, meskipun WhatsApp mengklaim bahwa kasus ini hanya terjadi pada segelintir pengguna yang telah ditargetkan, kejadian ini harus menjadi perhatian bersama.

“Sebagai pengguna sudah semestinya berhati-hati ketika melakukan komunikasi. Kasus penyusupan spyware pada WhatsApp menunjukan bahwa aplikasi pesan instan paling populer di dunia ini memiliki celah keamanan yang dapat ditembus,” kata Pratama dalam rilis tertulisnya, Kamis (16/5).

Lebih lanjut Pratama menuturkan bahwa banyak pejabat di Indonesia melakukan komunikasi dan memberikan keputusan melalui grup WhatsApp. Menurutnya, hal ini sangat riskan dan berbahaya.

“Sangat berbahaya pejabat atau tokoh penting di Indonesia memakai WhatsApp dan aplikasi pesan instan gratisan lainnya. Apalagi komunikasi yang dilakukan bersifat penting dan strategis,” ujar Pratama.

Pratama menjelaskan bahwa bahaya dari spyware ini tidak hanya mencuri data percakapan, tetapi juga bisa mengambil alih sistem operasi. Bahkan konon bisa menginfeksi saat korban mengangkat panggilan WhatsApp dari nomor penyerangnya.

Agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan, Pratama mengimbau kepada seluruh pengguna WhatsApp agar segera melakukan pembaharuan sistem, baik untuk platform iOS atau Android. Tim WhatsApp sudah melakukan pembaharuan untuk menutupi celah tersebut.

Kasus yang terjadi pada WhatsApp telah menambah rentetan masalah keamanan data pada perusahaan di bawah naungan Facebook. Sebelumnya Facebook telah berkali-kali bermasalah dengan isu keamanan, yang paling ramai adalah kasus cambridge analityca.

Namun kasus yang menimpa WhatsApp kali ini berbeda. WhatsApp telah menjamin kerahasiaan pesan dan telpon dengan enkripsi yang menjadi standar komunikasi yang aman di berbagai negara, bahkan juga di Indonesia.

Amnesti Internasional bergerak cepat dengan rencana menuntut kasus ini ke pengadilan. Kementrian Pertahanan Israel yang akan ditarget sebagai pihak tergugat.

Amnesti Internasional melihat tindakan pemerintah Israel membiarkan NSO menjual dan menyebarkan software berbahaya ini sebagai tindakan melawan hak asasi manusia.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Elon Musk Siapkan Starlink untuk Organisasi Bantuan di Gaza usai Aksi Bombardir Israel

29 October 2023 - 14:15 WIB

New Honda Vario 160 Makin Bergaya Premium dengan Varian Warna Terbaru 

3 August 2023 - 15:05 WIB

Tips Hindari Roda Selip Saat Berkendara

28 July 2023 - 15:16 WIB

Twitter Duga Threads Aplikasi Contekan, Ancam Lakukan Gugatan terhadap Meta

7 July 2023 - 16:37 WIB

Ikon Motor Bebek Trekking, Honda CT125 Tampil Lebih Modern

16 June 2023 - 10:07 WIB

Teman Baru bagi Penjelajah Jalanan, AHM Luncurkan New XL750 TRANSALP

15 June 2023 - 08:14 WIB

Trending di EKBIS